Kepala BNN: Narkoba paket murah modus operandi untuk membuka pasar

2 weeks ago 5
BNN belum monitor mengenai paket 'jambak' ini. Tapi urusan jual paket murah ini itu sudah menjadi salah satu modus operandi mereka untuk membuka pasar dengan menawarkan paket-paket murah

Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Marthinus Hukom mengatakan narkoba paket murah merupakan salah satu modus operandi para pengedar untuk membuka pasar dengan menyasar orang-orang yang tidak memiliki uang.

Hal tersebut merespons temuan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) baru-baru ini, yakni beredarnya narkoba paket 'jambak' berupa sabu di Sumatera Utara dengan harga Rp50 ribu.

"BNN belum monitor mengenai paket 'jambak' ini. Tapi urusan jual paket murah ini itu sudah menjadi salah satu modus operandi mereka untuk membuka pasar dengan menawarkan paket-paket murah," kata Marthinus dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.

Adapun narkoba paket murah diberi nama 'jambak' karena dinikmati dengan cara yang tidak biasa, yakni pengguna akan di jambak atau ditarik rambutnya jika sudah mengisap sabu tersebut dengan berlebihan.

Marthinus menuturkan narkoba paket murah tersebut diedarkan para bandar menggunakan metode ilmu ekonomi agar pada awalnya para pengguna ketagihan terlebih dahulu dengan narkotika itu.

Setelah ketagihan, sambung dia, pemakai narkoba paket murah tersebut akan terus mencari barang haram itu dan terikat.

Alhasil, kata dia, karena yang disasar merupakan masyarakat menengah ke bawah, saat pengguna tak lagi memiliki uang untuk membeli narkoba, maka akan menimbulkan masalah sosial yang lebih kompleks.

"Akhirnya mereka mulai berupaya dengan segala macam untuk mencari barang itu. Maka timbul masalah sosial lain, kejahatan-kejahatan pun muncul, perampokan, pencopetan, maupun pencurian, karena kebutuhan akan barang itu terus muncul," tuturnya.

Maka dari itu, Kepala BNN menegaskan bahwa masalah narkotika tidak hanya sekadar masalah adiktif yang hanya diselesaikan dengan rehabilitasi, tetapi bisa menjadi masalah sosial yang besar.

Tak hanya pencurian atau perampokan, ia mengingatkan bahwa terdapat pula masalah sosial yang lebih bahaya seperti pertikaian antarkelompok hingga pemerkosaan.

"Untuk itu, mari kita menjadikan narkoba ini sebagai musuh bersama yang harus ditakuti oleh kita semua," ucap Marthinus menegaskan.

Baca juga: Menteri PANRB dukung penguatan BNN akselerasi pemberantasan narkoba

Baca juga: BNN amankan 73,55 kg narkoba dari pengungkapan 46 kasus penyelundupan

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |