Kenali gejala "post-vacation blues"

1 week ago 8

Jakarta (ANTARA) - Mudik sudah usai, perjalanan kembali ke kota masing-masing pun telah dilakukan.

Kini, rutinitas harian mulai menanti mulai dari pekerjaan hingga aktivitas rumah yang sempat tertunda.

Tapi, entah kenapa, ada rasa hampa yang muncul setelah semua momen seru bersama keluarga besar berakhir. Perasaan malas, murung bahkan enggan kembali ke aktivitas sehari-hari mulai terasa, meski libur sudah cukup panjang.

Ternyata, kondisi ini dikenal dengan istilah post-vacation blues atau post-vacation syndrome.

Meskipun belum termasuk gangguan kesehatan mental secara klinis, kondisi ini menggambarkan suasana hati yang cenderung murung atau sedih setelah liburan berakhir.

Apa itu post-vacation blues?

Post-vacation blues adalah perasaan sedih, kehilangan semangat, atau bahkan stres yang muncul setelah seseorang kembali dari liburan. Istilah ini pertama kali dikenal sejak tahun 1950-an dan sering juga disebut sebagai holiday syndrome atau post-holiday blues.

Meski bukan diagnosis medis resmi, post-vacation blues bisa berdampak nyata pada kehidupan sehari-hari. Kondisi ini bisa mempengaruhi hubungan sosial, konsentrasi di tempat kerja dan semangat dalam menjalani rutinitas.

Kenapa post-vacation blues bisa terjadi?

Ada beberapa alasan kenapa setelah liburan kita justru merasa murung atau kehilangan semangat. Berikut ini beberapa hal yang bisa jadi penyebabnya:

1. Rutinitas yang kembali menekan

Liburan biasanya jadi waktu untuk bebas dari segala kesibukan dan tekanan. Tapi saat kembali ke rutinitas harian seperti kerja, tugas rumah, atau sekolah, semua tanggung jawab itu datang lagi sekaligus. Tidak heran jika merasa berat dan malas memulai hari.

2. Harapan yang terlalu tinggi saat liburan

Liburan sering membuat kita merasa lebih bahagia, tenang, dan jauh dari stres. Tapi sayangnya, efek positif itu tidak bertahan lama. Begitu kembali ke kenyataan dan rutinitas sehari-hari, semua perasaan senang itu bisa cepat hilang dan malah digantikan rasa kecewa atau lelah.

3. Belum siap secara mental

Peralihan dari suasana santai selama liburan ke kehidupan nyata memang butuh waktu. Jika transisinya terlalu cepat atau tanpa persiapan, tubuh dan pikiran bisa ‘kaget’ dan membuat kita merasa tidak semangat atau lebih sensitif.

4. Stres yang belum tuntas

Kadang, liburan menjadi cara buat ‘kabur’ sejenak dari masalah yang ada, misalnya tekanan di tempat kerja, konflik pribadi, atau hal lain yang bikin stres. Tapi saat liburan selesai, kita harus kembali menghadapi semua itu. Akibatnya, stres yang sempat terlupakan muncul lagi, bahkan terasa lebih berat.

5. Efek fisik dari liburan

Tidak semua liburan itu bikin segar. Jika waktu libur dipakai terlalu padat, kurang tidur, terlalu banyak makan, atau kelelahan karena perjalanan, tubuh justru bisa kelelahan. Kondisi fisik yang tidak fit ini ikut mempengaruhi suasana hati saat kembali ke aktivitas sehari-hari.


Gejala yang mungkin dirasakan

Beberapa gejala yang umum terjadi saat mengalami post-vacation blues antara lain:

  • Merasa lesu atau tidak semangat menjalani hari
  • Sulit fokus di tempat kerja atau sekolah
  • Merasa sedih atau kehilangan energi
  • Tidak menikmati aktivitas yang biasa dilakukan
  • Merasa cemas atau stres menghadapi rutinitas


Baca juga: Kiat atasi kecemasan anak menjelang masuk sekolah

Baca juga: Kemarin, tanda post holiday blues hingga kabar POCO M7 di Indonesia

Baca juga: Psikolog bagikan cara adaptasi nyaman dari liburan ke rutinitas

Pewarta: Allisa Luthfia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |