Kenali gejala dan penyebab anxiety berikut ini

4 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Setiap orang pernah mengalami perasaan cemas atau takut, terutama saat menghadapi situasi baru seperti wawancara kerja atau berbicara di depan umum. Namun, bila perasaan tersebut berlangsung secara intens dan berkepanjangan hingga mengganggu aktivitas harian, bisa jadi Anda mengalami gangguan kecemasan atau anxiety disorder.

Anxiety disorder merupakan gangguan mental yang ditandai dengan rasa cemas, khawatir, dan takut secara berlebihan, bahkan terhadap situasi yang tampak biasa bagi orang lain. Gangguan ini dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menjalani aktivitas sehari-hari, termasuk dalam hal bekerja, bersosialisasi, dan menikmati hobi yang sebelumnya digemari.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa terdapat sekitar 301 juta orang di dunia yang mengalami gangguan kecemasan, termasuk 58 juta anak-anak dan remaja. Di Indonesia sendiri, Kementerian Kesehatan RI menyebutkan bahwa anxiety disorder berada di posisi kedua dari 10 penyakit dengan jumlah penderita terbanyak sejak tahun 1990 hingga 2017.

Baca juga: Eco-anxiety, stress berlebihan karena perubahan iklim

Gejala gangguan kecemasan

Gejala anxiety disorder bervariasi pada tiap individu, namun secara umum penderita akan merasakan kombinasi gejala fisik dan emosional. Salah satu gejala awal yang umum dialami adalah perasaan gugup berlebihan disertai jantung berdebar kencang. Dalam kasus yang lebih berat, gejala tersebut bisa berkembang menjadi serangan panik (panic attack).

Adapun gejala umum dari anxiety disorder meliputi:

  • Rasa cemas yang tidak terkendali
  • Perasaan gelisah dan panik
  • Tubuh mudah lelah, namun mengalami kesulitan tidur
  • Sulit berkonsentrasi
  • Mudah marah dan emosional
  • Nyeri tubuh tanpa sebab yang jelas
  • Otot tegang, mual, mulut kering
  • Tangan dan kaki sering kesemutan atau berkeringat
  • Pikiran yang dipenuhi kekhawatiran dan perenungan terus-menerus

Gejala-gejala ini bisa berlangsung selama lebih dari enam bulan dan secara signifikan menurunkan kualitas hidup penderitanya.

Baca juga: Strategi dalam mengatasi kecemasan sosial pada anak

Penyebab anxiety disorder

Penyebab gangguan kecemasan bersifat multifaktorial, artinya melibatkan berbagai faktor biologis, psikologis, dan lingkungan. Beberapa penyebab umum di antaranya:

  • Faktor genetik, yaitu riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga
  • Ketidakseimbangan hormon otak yang mengatur suasana hati dan respons stres
  • Lingkungan penuh tekanan, seperti pengalaman kekerasan, pelecehan, atau kehilangan orang terdekat
  • Penyalahgunaan zat, termasuk alkohol, narkoba, dan obat-obatan tertentu
  • Konsumsi kafein berlebihan, yang dapat mempercepat detak jantung dan memperburuk gejala kecemasan
  • Kondisi medis tertentu, seperti gangguan tiroid, masalah jantung, atau gangguan paru-paru

Penelitian menunjukkan bahwa otak penderita gangguan kecemasan memiliki cara tertentu dalam mengolah rasa takut dan memori, yang membuatnya lebih sensitif terhadap stimulus yang dianggap mengancam.

Diagnosis dan penanganan
Diagnosis anxiety disorder hanya dapat ditegakkan oleh tenaga profesional, seperti psikolog atau psikiater. Pemeriksaan biasanya meliputi wawancara medis, tes psikologis berupa kuesioner, serta pemeriksaan fisik seperti tes darah atau urin untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab medis lainnya.

Jika Anda merasa mengalami gejala yang serupa dalam waktu lama dan mengganggu fungsi harian, penting untuk segera mencari bantuan profesional. Semakin dini ditangani, semakin besar peluang untuk pulih dan kembali menjalani hidup dengan normal.

Baca juga: Kiat mengelola kecemasan "high functioning anxiety"

Baca juga: Psikolog jelaskan "beauty anxiety" dan cara menumbuhkan percaya diri

Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |