Jakarta (ANTARA) - Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronis yang semakin meningkat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO), diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah akibat gangguan produksi atau fungsi insulin.
Penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan baik.
Baca juga: Penderita diabetes dan obesitas rentan terkena jamur di kulit
Penyebab diabetes melitus
Para ahli kesehatan mengungkapkan bahwa ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan seseorang menderita diabetes melitus. Berikut adalah beberapa penyebab utamanya:
1. Tidak melakukan pemeriksaan gula darah secara teratur
Seseorang yang jarang atau tidak pernah melakukan pemeriksaan kadar gula darah lebih rentan mengalami diabetes. Pemeriksaan rutin sangat penting untuk mendeteksi kadar gula darah yang tidak normal sejak dini sehingga dapat segera dilakukan langkah pencegahan.
2. Nutrisi yang tidak seimbang
Pola makan yang tidak sehat, seperti konsumsi makanan tinggi gula, lemak jenuh, dan karbohidrat sederhana, dapat meningkatkan risiko diabetes. Kurangnya asupan serat dari sayur dan buah juga dapat berkontribusi terhadap gangguan metabolisme tubuh.
3. Kurangnya aktivitas fisik
Gaya hidup yang kurang aktif atau jarang berolahraga dapat menyebabkan resistensi insulin, yang merupakan salah satu faktor utama diabetes tipe 2. Aktivitas fisik yang cukup dapat membantu tubuh dalam mengatur kadar gula darah dan meningkatkan sensitivitas insulin.
Baca juga: Apakah penyakit diabetes bisa sembuh? Simak penjelasannya
4. Mengonsumsi minuman dengan pemanis buatan
Minuman dengan kandungan pemanis buatan atau gula tambahan dalam jumlah besar dapat memicu lonjakan kadar gula darah. Konsumsi berlebihan dalam jangka panjang dapat menyebabkan resistensi insulin dan meningkatkan risiko terkena diabetes.
5. Kebiasaan mengonsumsi camilan tidak sehat
Camilan tinggi kalori, lemak trans, dan gula, seperti makanan cepat saji, biskuit manis, dan kue-kue, dapat memicu kenaikan berat badan serta gangguan metabolisme yang berujung pada diabetes melitus.
Tanda dan Gejala Diabetes Melitus
Diabetes sering kali berkembang secara perlahan dan tanpa gejala yang jelas. Namun, ada beberapa gejala khas yang dapat menjadi tanda peringatan, seperti:
- Poliuria (sering buang air kecil)
- Polidipsia (sering merasa haus)
- Polifagia (sering merasa lapar)
- Penglihatan kabur
- Kesemutan atau mati rasa pada tangan dan kaki
- Luka yang sulit sembuh
- Berat badan turun tanpa sebab yang jelas.
Baca juga: Apa saja gejala diabetes yang harus diwaspadai? Simak selengkapnya
Jenis diabetes melitus
Diabetes melitus tipe 1
Diabetes tipe 1 disebabkan oleh gangguan autoimun yang menghancurkan sel beta pankreas, sehingga tubuh tidak dapat memproduksi insulin. Penyakit ini lebih sering terjadi pada anak-anak dan remaja.
Diabetes melitus tipe 2
Diabetes tipe 2 terjadi akibat resistensi insulin, di mana sel tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif. Penyakit ini umumnya berkembang akibat gaya hidup tidak sehat dan lebih sering dialami oleh orang dewasa.
Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang tidak bisa dianggap remeh. Penyebabnya sangat beragam, mulai dari pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, hingga kebiasaan buruk seperti mengonsumsi minuman manis berlebihan. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk menerapkan gaya hidup sehat guna mencegah dan mengontrol diabetes melitus sejak dini.
Pemeriksaan rutin, pola makan seimbang, serta olahraga teratur adalah kunci utama dalam menjaga kadar gula darah tetap stabil dan mencegah risiko komplikasi yang lebih serius.
Baca juga: Penderita diabetes diperbolehkan puasa selama gula darah terkontrol
Baca juga: Fakta Indonesia apresiasi terbitnya Keppres Cukai Minuman Kemasan
Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025