Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan bahwa kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) di berbagai daerah mulai menurun drastis dari 2.412 kasus jadi 182 kasus, sehingga pasar ternak pun mulai beroperasi kembali.
Direktur Jenderal PKH Kementan Agung Suganda saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa berdasarkan laporan di berbagai daerah, kasus PMK terus menunjukkan penurunan. Sejumlah daerah melaporkan nihil kasus, sementara wilayah lain mencatat angka infeksi yang semakin berkurang.
"Berdasarkan data yang dimiliki Ditjen PKH, jumlah kasus PMK yang sempat mencapai 2.412 kasus per minggu pada awal Januari 2025 sudah menurun drastis dalam hampir dua bulan menjadi hanya 182 kasus pada pekan ketiga Februari 2025," kata Agung.
Meski begitu, Kementan memastikan akan terus menggenjot vaksinasi penyakit PMK. Sebagai langkah strategis pengendalian PMK, Kementerian Pertanian sejak awal tahun sudah menyalurkan 1,4 juta dosis vaksin PMK ke berbagai provinsi untuk mendukung Bulan Vaksinasi PMK Februari 2025.
Baca juga: Pemkab Situbondo peroleh 21.750 dosis vaksin PMK dari Kementan
Agung menegaskan bahwa distribusi vaksinasi tersebut menjadi langkah strategis dalam pengendalian PMK agar tidak kembali merebak. “Kita tidak boleh lengah. Pengawasan lalu lintas ternak harus tetap diperketat, dan vaksinasi akan terus kami tingkatkan,” tegas Agung.
Menurut Agung, Provinsi Jawa Timur yang merupakan wilayah endemis, tampak mulai bangkit. Program vaksinasi efektif dalam menekan jumlah kasus. Misalnya, Lamongan, pemerintah daerah menggelar vaksinasi serentak sebagai upaya pencegahan, sehingga pasar hewan di Tikung dan Babat, Lamongan, telah resmi kembali beroperasi.
Di Kota Kediri, vaksinasi masif sejak tahun 2024 berhasil menekan angka kasus, dengan target rampung sebelum April 2025. "Perkembangannya cukup baik, tapi vaksinasi harus tetap berjalan," ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Kediri M. Ridwan.
Di Mojokerto, sebanyak 38 ribu dosis vaksin telah diberikan dengan target nol kasus pada saat Ramadhan nanti, lalu di Trenggalek juga teratasi melalui vaksinasi sebagai kunci pengendalian PMK, sehingga pasar hewan khusus kambing dan domba pun kini sudah kembali dibuka.
Di Jombang, sepuluh pasar hewan telah dibuka setelah tren kasus melandai.
Baca juga: Kabupaten Kudus dapat tambahan vaksin PMK 800 dosis
Kabar baik juga datang dari Provinsi Aceh yang telah berhasil mengendalikan PMK. Penjabat Gubernur Aceh Achmad Marzuki mengonfirmasi bahwa sudah tidak adanya laporan kejadian baru selama tiga minggu terakhir. Hal itu tidak lepas dari vaksinasi yang masif dan pengawasan ketat terhadap pergerakan ternak.
Tak berbeda jauh, kasus PMK Di Jawa Tengah juga terus menurun. Tetapi pemerintah tetap mengingatkan peternak agar tidak lengah. Di Boyolali, tren kasus menunjukkan penurunan, dengan vaksinasi terus digalakkan untuk memastikan perlindungan ternak.
Di Blora, pasar hewan kembali dibuka setelah sebelumnya ditutup akibat lonjakan kasus. Sementara itu, di Sragen, meskipun kasus menurun, pasar hewan setempat masih belum diizinkan beroperasi. “Peternak harus tetap menjalankan protokol pencegahan,” kata Plt Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jateng Hariyanta Nugraha.
Sementara itu, Pasar Hewan Imogiri Bantul, DI Yogyakarta, kembali beroperasi setelah sempat ditutup akibat lonjakan kasus. “Kami membuka pasar kembali karena kasus PMK sudah melandai,” ujar Kepala Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan Bantul Imawan Eko Handriyanto.
Sementara itu, Direktur Kesehatan Hewan Kementan Imron Suandy mengungkapkan untuk terus menekan jumlah kasus, pihaknya akan mendorong kolaborasi dengan pemerintah daerah dan swasta.
“Di samping menyalurkan vaksin PMK dari Kementan, kami juga mendorong partisipasi pemerintah daerah dan sektor swasta untuk pengadaan dan operasionalisasi vaksin sebagai bentuk tanggung jawab bersama pengendalian dan penanggulangan PMK,” kata Imron.
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2025