Pekanbaru, (ANTARA) - Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) menggandeng Universitas Islam Riau (UIR) untuk melakukan sosialisasi terkait pekerja migran melalui penguatan keluarga, edukasi dan pendampingan hukum.
Menteri P2MI, Abdul Kadir Karding di Pekanbaru, Rabu, mengatakan masalah besar, di Indonesia tidak banyak yang tahu tentang pekerja migran. Untuk itu, pihaknya melakukan sosialisasi ke kampus-kampus dan sekolah kejuruan tentang pekerja migran.
Baca juga: Menteri P2MI dorong skema satu pintu atur magang ke luar negeri
"Agendanya, selain memberikan kuliah umum, juga bekerja sama dengan UIR soal bagaimana mahasiswa dan kampus melakukan penguatan keluarga, edukasi pendampingan hukum," katanya.
Menurutnya, masih banyak pekerja migran yang belum tahu cara membaca kontrak. Bahkan, tak tahu berapa gajinya ketika akan bekerja, sehingga diperlukan pusat informasi tentang migran.
Kampus, lanjutnya, kalau bisa ada kelas migran yang menjadi ekstrakurikuler. Mahasiswa juga bisa, ketika melakukan kuliah kerja nyata melakukan sosialisasi tentang pekerja migran ini.
"Akan lebih maju lagi kalau di Pekanbaru ini ada migran center sebagai pusat informasi migran. Selain itu, juga pusat latihan bahasa dan keterampilan," ujarnya.
Baca juga: Menteri P2MI puji Jatim miliki perda pelindungan buruh migran
Baca juga: KP2MI: RUU Pelindungan Pekerja Migran belum akomodasi isu pemagangan
Untuk itu, pihaknya menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan UIR yang mencakup penguatan edukasi, pelatihan, serta pendampingan bagi calon pekerja migran. Kerja sama tersebut diharapkan melahirkan tenaga kerja yang profesional dan bermartabat di kancah internasional.
Abdul Karding mengatakan instansi yang baru ini merupakan kementerian yang paling banyak bekerja sama dengan kementerian dan lembaga lain, termasuk pemerintah daerah, kampus, swasta dan orang yang punya kapasitas. "Kami berharap pemangku kepentingan banyak terlibat dalam menangani pekerja migran ini," ucapnya.
Pewarta: Bayu Agustari Adha
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
