Kementerian LH evaluasi penggunaan air tanah di Jakarta 

1 month ago 16
Saya akan mengevaluasi ini

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup (LH) akan melakukan evaluasi penggunaan air tanah yang cukup masif di Jakarta karena dapat memicu turunnya permukaan air tanah setiap tahunnya.

"Eksploitasi air tanah sudah cukup masif di Jakarta. Saya akan mengevaluasi ini," kata Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq saat meninjau pengelolaan sampah di Terminal Terpadu Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, Jumat.

Menurut dia, masyarakat Jakarta sudah melupakan penggunaan air sungai sebagai kebutuhan air bagi masyarakat.

"Hari ini kita lupakan dari 13 sungai utama di Jakarta. Ke-13 sungai ini dalam posisi tercemar, sehingga tidak mampu menyiapkan air bersih untuk Jakarta. Kemudian kita juga tidak segera sadar, tapi kita malah berlomba-lomba untuk mengeksploitasi air tanah," ujarnya.

Baca juga: Jakarta terancam tenggelam, ini penyebabnya

Dengan pengambilan air tanah secara masif, kata dia, menyebabkan penurunan muka air tanah (land subsidence), yang angkanya cukup signifikan di Jakarta.

Menurut Hanif, penurunan permukaan air tanah di Jakarta mencapai 39 sentimeter (cm) per tahun. Artinya, selama 10 tahun permukaan air tanah akan turun hingga tiga meter.

Dengan adanya permukaan air tanah yang turun, maka akan memperparah banjir rob di Jakarta Utara.

"Ketika Kutub Utara mencair, maka akan berdampak pada naiknya permukaan air laut, sehingga akan terjadinya banjir rob. Di satu sisi, air laut meningkat, di sisi lain air tanahnya semakin turun. Jadi, ini akan semakin besar (banjir robnya). Langkah-langkah strategis harus segera kita ambil. Kita tidak mungkin kemudian mengorbankan banyak pihak di sini," kata dia.

Baca juga: Menteri PU: Pasokan air bendungan kunci cegah penurunan tanah Jakarta

Untuk mengurangi risiko banjir rob di Jakarta Utara, tambah dia, pihaknya akan melakukan penanaman mangrove kembali.

"Namun, langkah-langkah mitigasi dengan serius membangun kembali mangrove harus kita lakukan. Hanya dengan membangun vegetasi yang kuat, maka tekanan dari laut bisa kita minimalisir," kata Hanif.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2024

Read Entire Article
Rakyat news | | | |