Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Dalam Negeri bersinergi menjaga produksi pertanian lewat irigasi dan pompanisasi saat memasuki musim kemarau.
"Mulai Juni hingga Oktober 2025, Indonesia sudah memasuki musim kemarau dimana curah hujan diprediksi akan sangat rendah," kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Jakarta, Rabu.
Kondisi itu berisiko menyebabkan kekeringan lahan, keterbatasan pasokan air irigasi, penurunan luas tanam, serta ancaman gagal panen di sejumlah daerah.
"Di masa inilah produksi harus kita jaga. Pengalaman tahun lalu membuktikan, meski di tengah El Nino, produksi justru meningkat karena pompanisasi. Untuk itu tahun ini pompanisasi dan irigasi harus kita jalankan maksimal,” ucapnya,
Dia menyampaikan pihaknya telah mengikuti rapat koordinasi (Rakor) Pembahasan Program Pompanisasi dan Irigasi Pertanian di Kemendagri.
Menurutnya kesenjangan pembangunan infrastruktur irigasi pusat hingga daerah sering menjadi hambatan karena jaringan primer dibangun pusat, namun jaringan sekunder dan tersier kerap diabaikan sehingga air tak sampai lahan.
"Dulu Inpres irigasi sering tidak sinkron. Kabupaten perbaiki tersier, provinsi tidak bangun sekunder. Pusat bangun primer, daerah tidak bisa lanjutkan. Akibatnya, meski dana triliunan rupiah digelontorkan untuk bendungan dan saluran air, hasilnya minim. Luas tanam stagnan di angka 10 juta hektare tiap tahun,” jelasnya.
Sebagai langkah konkret, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto telah menyetujui pengalokasian anggaran sebesar Rp12 triliun untuk peningkatan infrastruktur irigasi di area seluas 2 juta hektare.
Pada tahun 2025, penguatan irigasi difokuskan pada lahan intensifikasi seluas 851 ribu hektare (optimalisasi lahan/opla), 1 juta hektare sawah tadah hujan, serta 500 ribu hektare ekstensifikasi lahan baru.
Saat ini pompanisasi juga sudah disebar di 80 ribu titik di seluruh Indonesia baik dipulau Jawa maupun diluar pulau Jawa.
Menteri PU Dody Hanggodo menyatakan siap mendukung swasembada pangan melalui Inpres Nomor 2 Tahun 2025 yang memberi kewenangan pusat membangun irigasi sekunder dan tersier secara menyeluruh dan terintegrasi.
Saat ini, kata Dody, Kemen PU berkolaborasi dengan Kementan terus mengerjakan perbaikan irigasi dan membangun irigasi dititik yang sudah didata.
"Harapan kami Sekda, Kepala Dinas Pertanian itu juga ikut bekerja maksimal di sini karena tanpa mereka, kami juga tidak bisa melakukan apa - apa. Karena yang tahu kondisi irigasi di kota maupun di kabupaten itu mereka,” kata Dodi.
Mendagri Tito Karnavian mengajak kepala daerah bersinergi menyukseskan program pompanisasi dan perbaikan irigasi guna menjaga ketahanan pangan nasional, terutama produksi beras di tengah tantangan musim kemarau tahun 2025.
Tito juga menginstruksikan seluruh kepala Dinas Pertanian dan Dinas Pekerjaan Umum (PU) di provinsi dan kabupaten/kota untuk turun langsung mengecek kondisi lahan dan ketersediaan air di daerah masing-masing.
Baca juga: Mendagri instruksikan pemda pecepat pompanisasi dan irigasi
Baca juga: Mentan: Pompanisasi dongkrak produksi padi di Pulau Jawa saat El Nino
Baca juga: Kementan: Pompanisasi airi 1,1 juta hektare lahan sawah tadah hujan
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025