Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian menggandeng asosiasi peternak hingga pengusaha perunggasan untuk menjaga stabilitas harga ayam hidup di seluruh Indonesia melalui sinergi kebijakan dan penguatan rantai pasok demi keseimbangan pasar nasional yang berkelanjutan.
Direktur Jenderal (Dirjen) Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Agung Suganda mengatakan pihaknya bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan para pelaku usaha perunggasan memperkuat sinergi menjaga stabilitas harga dan ketersediaan ayam ras pedaging di seluruh Indonesia, sekaligus memastikan rantai pasok berjalan lancar menjelang akhir tahun.
“Dengan sinergi yang kuat antara pemerintah dan pelaku usaha, kita optimistis harga daging ayam tetap stabil, pasokan terjaga, dan masyarakat dapat menikmati pangan berkualitas dengan harga yang wajar,” kata Agung di Jakarta, Rabu.
Dia menyampaikan kondisi produksi ayam ras nasional menunjukkan tren positif. Berdasarkan prognosa Oktober 2025, produksi ayam ras pedaging diperkirakan mencapai 372.867 ton. Sementara kebutuhan masyarakat sebesar 325.641 ton.
"Artinya, kita memiliki surplus produksi sekitar 47.226 ton, yang menunjukkan kinerja peternakan nasional sangat baik,” ujarnya.
Agung menambahkan surplus itu menjadi indikator kuat bahwa sektor perunggasan Indonesia telah tumbuh lebih efisien dan adaptif.
“Capaian ini tidak hanya menjamin ketersediaan daging ayam bagi masyarakat, tetapi juga menjadi bukti keberhasilan kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan peternak dalam memperkuat ketahanan pangan nasional,” jelasnya.
Wakil Sekretaris Jenderal Garda Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan) Wayan Suadnyana menjawab pertanyaan awak media seusai rapat dengan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian, di Jakarta, Rabu (15/10/2025). ANTARA/HariantoSementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal Garda Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan) Wayan Suadnyana memastikan pasokan ayam di seluruh wilayah Indonesia tetap stabil menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.
Dia menyebutkan produksi ayam hidup di kandang rata-rata mencapai harga Rp22.500 per kilogram dengan harga anak ayam umur sehari (DOC) berkisar antara Rp6.500 hingga Rp7.500, masih dalam batas wajar.
Ia menambahkan, harga karkas ayam (ayang yang sudah dipotong dengan bagian kepala, kaki, bulu dan jeroan, sudah dihilangkan) di pasar wajar berada di kisaran Rp35.000 sampai Rp37.000 per kilogram, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir dengan isu lonjakan harga.
Kolaborasi antara peternak, perusahaan integrator, dan pemerintah disebut menjadi kunci utama menjaga keseimbangan antara harga pakan, DOC, dan daging ayam agar ekosistem tetap sehat.
Wayan menilai koordinasi lintas pihak melalui Ditjen PKH Kementan dan Badan Pangan Nasional sudah berjalan efektif untuk mengendalikan harga sekaligus menjamin ketersediaan stok nasional.
Ia pun memastikan pasokan ayam tidak akan terganggu oleh program Makan Bergizi Gratis (MBG) karena kebutuhan yang diserap hanya sebatas bagian dada, bukan ayam utuh.
"Kami akan bersinergi dengan perusahaan-perusahaan besar untuk membuat harga agar (ayam) stabil dengan cara tidak melakukan stocking, kami akan tetap mengeluarkan ayam dengan normal di anggota kami," katanya.
Di tempat yang sama, Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU) memastikan ketersediaan anak ayam umur sehari (day old chick/DOC) di seluruh Indonesia dalam kondisi cukup dan stabil, dengan tingkat produksi mencapai rata-rata 60 hingga 62 juta ekor per minggu.
"Jumlah DOC yang beredar saat ini sekitar 60 juta-62 juta ekor per minggu. Dan itu menurut kami sesuai dengan ketersediaannya itu, kami sampaikan adalah cukup," kata Ketua V GPPU Dewa Putu Sumerta.
Ia menjelaskan produksi DOC dihasilkan dari indukan unggas atau parent stock (PS) yang dipelihara secara terencana oleh 38 perusahaan pembibit anggota GPPU di berbagai daerah.
Perwakilan Asosiasi Rumah Potong Hewan Unggas Indonesia (ARPHUIN) Sigit Pambudi menjawab pertanyaan awak media seusai rapat dengan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian, di Jakarta, Rabu (15/10/2025). ANTARA/HariantoPerwakilan Asosiasi Rumah Potong Hewan Unggas Indonesia (ARPHUIN) Sigit Pambudi menegaskan pihaknya siap mendukung langkah pemerintah dalam menjaga keseimbangan pasar dengan tidak ikut menaikkan harga atau biaya potong.
"Ketika terjadi harga naik di livebird, di ayam potong, tidak serta-merta kami langsung menaikkan harga jual. Karena memang beberapa customer kami itu sebagian besar itu kontrak. Jadi harganya itu kontrak satu minggu, satu bulan, bahkan ada yang tiga bulan," kata Sigit.
"Kemudian yang kedua, beberapa customer trader misalnya, itu ketika harga naik, mereka itu menahan dulu, melihat situasi. Nah, menahan, nanti kalau memang harga sudah stabil livebird-nya, baru mereka akan belanja lagi dengan harga yang sama," tambah Sigit.
Baca juga: Ekonom nilai tudingan MBG sebabkan kenaikan harga ayam tidak berdasar
Baca juga: Kementan pastikan langkah stabilisasi harga ayam jaga stabilitas pasar
Baca juga: Ombudsman nilai Kementan di jalur tepat stabilkan harga ayam hidup
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































