Kemenperin-Kementerian P2MI kolaborasi pacu kualitas pekerja migran

3 months ago 85
Kami ingin juga membangun ekosistem vokasi yang terintegrasi, meliputi kurikulum kompetensi, pelatihan bahasa, dan sertifikasi untuk mencetak pekerja migran Indonesia yang profesional

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bersama dengan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) memperkuat kolaborasi untuk mencetak SDM migran profesional di sektor perindustrian lewat sekolah vokasi milik Kemenperin.

“Pendidikan vokasi merupakan pendidikan yang mengacu kepada penguasaan keahlian terapan tertentu dengan perbandingan kegiatan praktik lebih besar daripada pembelajaran teori, sehingga lulusannya siap untuk bekerja di industri,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Selasa.

Saat ini, Kemenperin memiliki 11 politeknik, dua akademi komunitas, sembilan SMK, dan tujuh Balai Diklat Industri (BDI) yang tersebar di 11 provinsi.

Seluruh lulusan dari unit pendidikan dan pelatihan vokasi Kemenperin ini sudah terbukti lebih dari 90 persen terserap kerja di perusahaan industri, sedangkan sisanya menjadi wirausaha baru dan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.

Dikatakan dia, seluruh unit pendidikan dan pelatihan vokasi Kemenperin telah mendapatkan banyak apresiasi dari berbagai pihak, baik itu dari dalam maupun luar negeri. Sebab, unit-unit tersebut menjadi role model bagi unit serupa milik kementerian lain atau swasta.

Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding memberikan apresiasi langsung dengan melakukan kunjungan kerja ke Politeknik ATI Padang dan BDI Padang pada 2 Juni.

Selain berinteraksi dengan para siswa dan pengajar, Menteri P2MI juga melihat segala kelengkapan fasilitas sarana dan prasarana yang ada di kedua satuan kerja di lingkungan Kemenperin tersebut.

“Kami ingin juga membangun ekosistem vokasi yang terintegrasi, meliputi kurikulum kompetensi, pelatihan bahasa, dan sertifikasi untuk mencetak pekerja migran Indonesia yang profesional,” ujarnya.

Karding percaya, lulusan dari unit pendidikan dan pelatihan vokasi Kemenperin dapat menghasilkan SDM industri yang siap kerja, baik itu untuk memenuhi kebutuhan di dalam maupun luar negeri.

“Lulusan dari unit pendidikan dan pelatihan ini tidak hanya mampu bekerja di dalam negeri, namun juga berpeluang untuk bekerja ke luar negeri. Apalagi, per Mei 2025, terdapat lebih dari 1,7 juta job order yang tersedia dan tersebar di berbagai sektor,” kata dia.

Karding juga mengemukakan, pada periode tahun 2023-2025, jumlah layanan penempatan pekerja migran Indonesia asal Kota Padang tercatat sebanyak 429 orang. Jumlah ini menyumbang 23 persen dari total PMI yang ada di Sumatera Barat.

Di Sumatera Barat sendiri, total layanan penempatan PMI berjumlah 1.844 orang. Adapun lima negara tujuan utama, yaitu Jepang, Malaysia, Arab Saudi, Taiwan dan Korea Selatan dengan dominasi kerja pada sektor fisik dan semi terampil.

“Saya ingin melihat bagaimana progres Politeknik ATI Padang dan BDI Padang dalam mencetak SDM industri,” katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Masrokhan menjelaskan, Politeknik ATI Padang memiliki spesialisasi di bidang industri agro dan kelapa sawit.

Politeknik ini tengah menjalin kerja sama internasional dengan Pemerintah Karibia terkait feasibility study untuk pendirian dan pengembangan inkubator bisnis bagi industri kelapa di Saint Lucia dan Guyana.

“Selain itu akan menghasilkan kajian teknis bisnis industri pengolahan kelapa sekaligus mendukung kebijakan pemerintah setempat dalam meningkatkan produktivitas industri pengolahan produk kelapa. Kerja sama ini membuktikan bahwa Politeknik ATI Padang memiliki kredibilitas yang positif di mata internasional,” ujar dia.

Sedangkan, BDI Padang memiliki spesialisasi pelatihan di bidang pangan, hulu agro, farmasi, tekstil, hingga aneka, yang telah melatih sebanyak 14.112 peserta selama lima tahun terakhir.

“Di BDI kami menerapkan pelatihan vokasi dengan sistem 3 in 1, yakni pelatihan, sertifikasi, dan penempatan kerja. Selain itu ada pengembangan kewirausahaan dalam program inkubator bisnis. Jadi, di BDI Padang juga berkomitmen untuk mencetak tenaga kerja yang siap terjun ke industri dan siap menjadi wirausaha baru,” kata Masrokhan.

Guna memastikan ketersediaan tenaga kerja yang unggul, terampil, dan siap bersaing di era industri 4.0 serta pasar global, BPSDMI Kemenperin siap menjalin kerja sama dengan Kementerian P2MI di bidang SDM industri.

Pihaknya siap membuka ruang kolaborasi, baik pelatihan pra-penempatan bagi calon pekerja migran Indonesia, sertifikasi kompetensi, maupun program re-skilling dan up-skilling saat kembali ke Indonesia.

“Kami percaya bahwa pekerja migran bukan sekadar objek kebijakan, tetapi adalah duta bangsa yang membawa nama baik Indonesia di berbagai kancah internasional,” ujarnya.

Masrokhan juga mengungkapkan, kerja sama itu dibutuhkan karena berperan penting dalam menghadapi tantangan di era perkembangan teknologi saat ini yang secara fundamental mengubah cara industri bekerja.

Baca juga: Kemenperin-KP2MI buka kesempatan mahasiswa vokasi kerja di luar negeri

Baca juga: Kemenperin perkuat SDM lewat penerapan industri 4.0 di unit vokasi

Baca juga: RI-Swiss kerja sama vokasi dual system, pacu kualitas SDM industri

Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |