Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperkuat kerja sama dengan Pusat Hidro-Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) dalam rangka pemetaan laut dan navigasi guna meningkatkan keselamatan pelayaran dan navigasi di perairan Indonesia.
"Kolaborasi ini juga menjadi bagian dari upaya menyukseskan IMO Member State Audit Scheme (IMSAS) 2025," kata Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub) Suntana dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Wamenhub menyatakan bahwa kerja sama yang sudah berlangsung lama tersebut akan terus diperkuat dalam meningkatkan keselamatan pelayaran dan navigasi di perairan Indonesia.
Menurut dia, Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub bersama Pushidrosal TNI AL perlu terus bersama-sama dalam dua hal utama, yakni mengupayakan agar Indonesia terpilih kembali sebagai dewan IMO kategori-C serta dalam hal pertukaran data kelautan terkait pemetaan laut dan navigasi nasional.
Suntana mengaku telah bertemu dengan Komandan Pushidrosal Laksamana Madya TNI Budi Purwanto di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta, dalam meningkatkan kerja sama yang sebelumnya telah terjalin baik.
Peningkatan kerja sama antara Pushidrosal dengan Ditjen Hubla Kemenhub diantaranya dalam hal pertukaran data dan informasi. Pertukaran data meliputi data hidrografi, oseanografi, peta laut Indonesia, peta navigasi, dan informasi kenavigasian.
“Sinergi ini penting untuk memastikan keselamatan pelayaran dan konektivitas maritim nasional. Dengan data yang akurat dan standar global, kita bisa memaksimalkan potensi perairan Indonesia,” kata Wamenhub.
Sementara itu Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub Antoni Arif mengatakan sebelumnya, kerja sama antara Kemenhub dan Pushidrosal sudah dilakukan dalam hal pertukaran data Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran (SBNP), data penetapan alur pelayaran, data Vessel Traffic Services (VTS), Stasiun Radio Pantai (SROP), Global Maritime Distress and Safety System (GMDSS), informasi pelabuhan, dan bahaya navigasi.
"Peta laut yang mutakhir sangat penting untuk keselamatan pelayaran. Kami bersama Pushidrosal berkomitmen meningkatkan kualitas pemetaan alur pelayaran agar sesuai standar internasional,” kata Antoni.
Antoni menyampaikan, hingga Desember 2024, telah ditetapkan 128 alur pelayaran guna mengembangkan data peta laut skala besar. Adapun 128 alur pelayaran tersebut terdiri atas 123 alur masuk pelabuhan dan atau perlintasan serta 6 alur pelayaran masuk terus.
Pushidrosal juga tengah mengembangkan peta laut elektronik (E-100) untuk meningkatkan akurasi navigasi. Uji coba telah dilakukan di Selat Sunda dan Lombok dengan hasil positif.
Target implementasi penuh ditetapkan dilakukan pada 2025, diikuti uji coba real-time pada 2029. Dengan peta E-100, navigasi kapal akan lebih efisien, berkat integrasi data cuaca, arus, dan kondisi perairan secara real-time.
Kemenhub dan Pushidrosal juga akan meningkatkan pemantauan terhadap kapal asing, termasuk mewajibkan penggunaan peta laut Indonesia berbayar. Hal ini diharapkan dapat menertibkan aktivitas kapal asing di perairan strategis Indonesia.
"Komitmen untuk 2025, sebagai bagian dari strategi bersama, Kemenhub dan Pushidrosal akan melakukan sejumlah kolaborasi," kata Antoni.
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024