Kemenekraf siapkan pelaku ekraf makin kokoh lewat literasi bisnis

2 months ago 19

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Ekonomi Kreatif menyiapkan pelaku ekraf agar mereka semakin kokoh dalam menciptakan produk kreatif sekaligus piawai berbisnis, dengan mengadakan literasi bisnis bersama mitra strategis.

“Kami ingin para pegiat ekonomi kreatif tidak hanya kreatif dalam produk, tapi, juga cakap dalam bisnis. Kunci keberlanjutan ada pada kemampuan mengelola usaha secara profesional, termasuk dalam mengakses dan memanfaatkan pembiayaan,” ujar Menteri Ekraf Teuku Riefky Harsya di Jakarta, Jumat.

Kegiatan Literasi Bisnis merupakan bagian dari upaya berkelanjutan Kementerian Ekraf untuk membangun ekosistem ekonomi kreatif yang terstruktur agar semakin kokoh sebagai penggerak baru pertumbuhan nasional. Literasi yang dibagikan mitra strategis meliputi pemahaman praktis terkait mitigasi risiko, akses pembiayaan, dan kemampuan membaca peluang usaha secara mandiri, terutama di subsektor padat karya seperti kuliner, kriya, fesyen, dan aplikasi digital.

Baca juga: Desainer gen 90-an sulap peninggalan budaya jadi mainan inovatif

Direktur Pengembangan Akses Pendanaan, Pembiayaan, dan Investasi Kementerian Ekraf Anggara Hayun Anujuprana menyebut kegiatan itu bukan seremonial belaka, namun, sebagai upaya mengintegrasi ekosistem pendampingan ekonomi kreatif yang berkelanjutan.

“Kami siapkan mentoring (bimbingan), coaching (pelatihan), hingga pengembangan jejaring pembiayaan agar talenta ekraf tidak jalan sendiri. Literasi bisnis adalah pintu masuk untuk menciptakan ekosistem yang sehat dan mandiri,” kata Anggara.

Staf Ahli Menteri Bidang Pendanaan dan Pembiayaan Kementerian Ekraf Restog Krisna Kusuma turut menekankan pentingnya literasi bisnis sebagai pijakan awal bagi pelaku usaha kreatif yang memungkinkan pelaku ekraf berkembang secara terukur. Pertumbuhan ekosistem ekraf tidak bisa dilepaskan dari kemampuan dasar dalam mengelola bisnis secara sehat.

“Di tengah kompetisi dan perubahan pasar, kami ingin para pelaku usaha dapat menjalankan bisnisnya secara lebih profesional, inovatif, dan berorientasi pada keberlanjutan,” ujar Restog.

Kegiatan itu juga memperkuat kolaborasi antara pemerintah, sektor perbankan, dan lembaga pembiayaan dalam membuka akses yang lebih luas bagi pelaku ekonomi kreatif. Isu-isu penting seperti investasi ilegal, pinjaman daring, serta manajemen risiko finansial turut dibahas untuk memastikan pelaku usaha tidak terjebak dalam praktik keuangan yang merugikan dan kontraproduktif terhadap keberlanjutan industri kreatif.

Pemerintah menegaskan bahwa peningkatan ekosistem ekraf hanya bisa tercapai jika pelaku usaha diperlengkapi dengan kapasitas yang memadai. Tidak hanya dari sisi kreativitas dan inovasi, tetapi, juga dari sisi kelayakan bisnis, kepatuhan keuangan, dan ketahanan terhadap disrupsi pasar.

Baca juga: Menekraf dorong asosiasi pengusaha dekati UMKM

Baca juga: Digitalisasi kunci UMKM bangun daya saing

Baca juga: LPS: Literasi keuangan bantu UMKM agar lebih paham risiko finansial

Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |