Semarang (ANTARA) - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN bekerja sama dengan Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang untuk menyukseskan lima program utama atau Quick Wins.
"Kebetulan hari ini ada (penandatanganan) MoU dengan Unwahas berkenaan dengan beberapa program yang bisa di kerja samakan, baik tentang kependudukan maupun pembangunan keluarga," kata Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Wihaji, di Semarang, Selasa.
Hal tersebut disampaikannya usai pelepasan mahasiswa Unwahas yang melaksanakan program kuliah kerja nyata (KKN) dan penandatanganan MoU dengan Unwahas.
Penandatanganan MoU tersebut langsung ditindaklanjuti dengan penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) antara Unwahas dengan Kantor Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Jawa Tengah.
"Nanti kita kerja sama dalam lima program 'Quick Wins'. Ada program gerakan orang tua asuh cegah stunting, gerakan ayah teladan Indonesia, ada Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya), Lansia Berdaya, dan Supper Apps tentang Keluarga," katanya.
Baca juga: Mendukbangga titip program kependudukan pada mahasiswa KKN
Gerakan Orangtua Asuh Cegah Stunting (Genting) melibatkan berbagai elemen masyarakat sebagai orang tua asuh yang diharapkan dapat menurunkan angka stunting secara signifikan dan menciptakan generasi yang lebih sehat dan produktif.
Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) hadir sebagai solusi dengan menyediakan "daycare" unggul hasil kolaborasi lembaga pemerintah dan swasta untuk membantu orang tua yang bekerja dalam pengasuhan anak.
Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) menekankan peran ayah dalam keluarga yang seringkali kurang mendapatkan perhatian, padahal kehadiran figur ayah sangat penting dalam pembentukan karakter dan kesejahteraan anak.
Kemudian, Lansia Berdaya (Sidaya) berupaya menyediakan layanan "homecare" berbasis komunitas bagi lansia yang tidak mendapatkan perawatan oleh anak-anak mereka.
Baca juga: Mendukbangga: Penggunaan gawai pada remaja tantangan bonus demografi
Terakhir, Supper Apps tentang Keluarga merupakan aplikasi yang dikembangkan Kemendukbangga yang mengintegrasikan berbagai layanan keluarga, seperti konsultasi kesehatan reproduksi, tumbuh kembang anak, layanan untuk lansia, hingga pendataan keluarga.
"Itu lima 'Quick Win' yang nanti kita kerja samakan. Saya bilang tadi sama beliau (Unwahas, red.), beliau membikin 'frame' biar saya yang bekerja. Ide dan gagasannya dari perguruan tinggi, nanti kerjanya saya bersama-sama dengan perguruan tinggi," katanya.
Sementara itu, Rektor Unwahas Semarang Rektor Unwahas Semarang Prof Dr. I Helmy Purwanto mengatakan bahwa Unwahas sebagai perguruan tinggi tidak ingin hanya menjadi "menara gading".
"Tentunya kami sebagai perguruan tinggi tidak pengin hanya menjadi 'menara gading', tetapi bisa membantu program-program pemerintah, bisa melaksanakan sosialisasi dan kegiatan yang sudah dicanangkan oleh pemerintah, khususnya Kemendukbangga," katanya.
Baca juga: Mendukbangga: Perlu pendekatan tokoh agama atasi pernikahan dini
Ia tidak ingin penandatanganan MoU tersebut hanya sekadar seremonial, tetapi akan diimplementasikan dalam berbagai kegiatan berkoordinasi dengan Kantor Perwakilan BKKBN Jateng.
"Kami mempunyai sembilan fakultas dan 25 program studi. Itu merupakan sumber daya yang potensi bisa kita kembangkan, kita kerja sama untuk melaksanakan program-program tadi disampaikan Pak Menteri," katanya.
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.