Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (Ditjen Pendidikan Vokasi PKPLK) Kemendikdasmen menampilkan praktik baik Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) Tekun Tenun dalam perayaan HUT Ke-45 Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas).
Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi PKPLK Kemendikdasmen, Tatang Muttaqin menjelaskan Program PKW Tekun Tenun merupakan program prioritas dari Direktorat Kursus dan Pelatihan dalam rangka melahirkan para wirausaha muda melalui pengembangan keahlian kerajinan tangan dan pelestarian kekayaan budaya di daerah.
“Kami ingin menunjukkan bahwa praktik baik program PKW Tekun Tenun memberikan dampak tidak hanya secara ekonomi bagi pesertanya, tetapi juga bentuk dukungan pendidikan vokasi dalam upaya pelestarian kekayaan wastra nusantara,” kata Dirjen Pendidikan Vokasi PKPLK Kemendikdasmen Tatang dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Iriana Jokowi dan Wury Ma'ruf Amin buka PKW Tekun Tenun 2022 di Jambi
Ia menyebutkan program tersebut telah dilaksanakan sejak 2020 dengan menggandeng Dekranas dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda).
Kehadiran hasil karya program PKW Tekun Tenun tersebut, lanjutnya, sekaligus menunjukkan dukungan nyata pihaknya dalam pengembangan industri kreatif nasional dan regenerasi perajin Indonesia.
Adapun produk yang ditampilkan merupakan hasil karya para alumni program PKW Tekun Tenun yang selama ini telah banyak dipasarkan melalui Dekranas dan Dekranasda.
Beberapa di antara karya tersebut adalah aneka kain tenun, seperti Tenun Gebeng, Tais Sotis dan Tais Buna, Songket Manggarai, Tenun Aceh, serta berbagai produk kerajinan tangan yang dibuat dari kain-kain tradisional tersebut.
Menurut Tatang, jumlah perajin di sejumlah daerah di Indonesia terus berkurang. Tidak banyak anak muda yang mau terjun ke dunia kerajinan tenun.
“Melalui program PKW Tekun Tenun kami terus mendorong regenerasi perajin yang kami harapkan bisa menjadi pelaku usaha kerajinan di daerah dan mendukung pengembangan,” tambah Tatang.
Baca juga: Kemendikdasmen ajak instruktur naik kelas lewat program magang
Baca juga: Dekranasda harapkan tenun NTB mendunia di World Expo Osaka
Hingga saat ini, program tersebut telah melahirkan lebih dari 5.500 perajin.
Pada tahun ini, katanya, program serupa akan menyasar lebih dari 100 peserta yang merupakan anak usia sekolah yang tidak sekolah (ATS) di Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Banten, dan sebagainya.
Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.