Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) berkolaborasi dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) untuk mengampanyekan pencegahan kekerasan seksual dan perundungan di lingkungan kampus.
Sinergi ini akan mulai digulirkan secara masif pada masa Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) tahun 2025.
"Kami meyakini ini waktu yang tepat untuk memberikan muatan penting tentang pelecehan dan perundungan. Mahasiswa baru sedang sangat antusias, dan ini kesempatan emas untuk membentuk kesadaran sejak awal," kata Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto melalui keterangan di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Cegah kekerasan di kampus, KemenPPPA koordinasi Kemendiktisaintek
Mendiktisaintek juga menyampaikan rencana Kemdiktisaintek untuk mengeluarkan surat edaran kepada seluruh perguruan tinggi agar memuat klausul tentang pencegahan kekerasan dan penyimpangan perilaku dalam kontrak mahasiswa baru.
"Kami ingin nilai-nilai antikekerasan menjadi bagian dari identitas mahasiswa sejak hari pertama masuk kampus. Ini bukan hanya kampanye, tetapi juga gerakan nasional yang berkelanjutan," ucap Menteri Brian.
Senada dengan Brian, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA) Arifah Fauzi menekankan pentingnya keterlibatan aktif kampus dan seluruh pemangku kepentingan dalam membangun ekosistem pendidikan tinggi yang inklusif dan aman bagi semua.
Baca juga: Kemdiktisaintek: Nol toleransi terhadap kekerasan di kampus
"Panitia ospek tidak boleh melakukan kekerasan dalam bentuk apapun. Kita perlu deklarasi bersama kampus seluruh Indonesia sebagai bentuk komitmen nyata. Bahkan, kita bisa berikan penghargaan kepada kampus yang menerapkan standar ramah perempuan dan anak," ujarnya.
Menteri Arifah menambahkan bahwa pendekatan komunikasi terhadap Gen Z memerlukan strategi yang adaptif dan kekinian.
"Kami akan melibatkan influencer yang memahami karakter anak muda agar pesan kampanye ini bisa diterima dengan kuat dan tidak terasa menggurui. Saat ospek nanti, saya dan Pak Menteri Brian akan turun langsung ke kampus untuk menyapa dan menyampaikan pesan ini secara langsung," tuturnya.
Baca juga: KemenPPPA kawal kasus dugaan kekerasan seksual di kampus
Diketahui, audiensi kedua kementerian berlangsung di Kantor KemenPPPA, Jakarta, Rabu (30/4). Kolaborasi dua kementerian ini diharapkan menjadi langkah strategis dan preventif dalam menciptakan ruang akademik yang sehat, aman, dan inklusif.
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025