Kebaya jadi warisan takbenda UNESCO, lestarikan kebaya berkelanjutan

2 hours ago 1

Jakarta (ANTARA) - Ketua Tim Nasional Kebaya Indonesia Lana T Koentjoro mengatakan bahwa salinan sertifikat penetapan kebaya sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia (Intangible Cultural Heritage) dari UNESCO merupakan hasil sinergi dalam pelestarian kebaya yang berkelanjutan.

"Semangat perjuangan komunitas pengusul membuahkan hasil yang baik dan berharap sinergitas terus dilakukan di segala lini agar upaya pelestarian kebaya dapat berkelanjutan," ujar Lana dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu.

Lana menyatakan, dengan adanya pengakuan kebaya sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia oleh UNESCO, bukanlah akhir pencapaian dari upaya yang dilakukan oleh komunitas, mengingat tugas pelestarian tetap perlu dijalankan dengan melibatkan sebanyak mungkin generasi penerus dan mempromosikan kebaya ke manca negara.

Lana yang menerima salinan sertifikat itu bersama dengan chief editor buku "Kebaya Keanggunan Yang Diwariskan" Miranti Serad Ginanjar mengatakan dengan adanya buku ini juga sebagai langkah agar kebaya lebih dihargai secara global sebagai living heritage, dan melalui buku ini diplomasi budaya dapat terus berkembang, mengenalkan nilai keanggunan, keberagaman tradisi serta kreativitas perempuan Indonesia di kancah internasional.

Baca juga: Reyog, kolintang dan kebaya mendapat sertifikat ICH Unesco

"Akses pembaca global akan membuka peluang kolaborasi bagi para desainer, pengrajin kebaya, dan pelaku UMKM," kata Miranti.

Penyerahan salinan sertifikat ini dilakukan pada Selasa (2/12) di Museum Nasional Indonesia oleh Kementerian Luar Negeri kepada Kementerian Kebudayaan.

Kementerian Kebudayaan yang diwakili oleh Direktur Diplomasi Kebudayaan, menyerahkan kepada pemerintah daerah dan komunitas pengusul.

Tim Nasional Kebaya Indonesia dengan pembina Putri Kus Wisnu Wardani, Lestari Moerdijat, Kartini Sjahrir, terdiri dari komunitas-komunitas Perempuan Indonesia Maju, Pertiwi Indonesia, Pencinta Sanggul Nusantara, Citra Kartini Indonesia, Himpunan Ratna Busana Surakarta, Warisan Budaya Indonesia, Perempuan Berkebaya Indonesia, Kebaya Foundation, Sekar Ayu Jiwanta, Komunitas Notaris Indonesia Berkebaya, Cinta Budaya Nusantara, Rampak Sarinah, merupakan komunitas pengusul kebaya sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia (Intangible Cultural Heritage) UNESCO.

Kementerian Kebudayaan RI secara resmi menerima Sertifikat Warisan Budaya Takbenda UNESCO dari Kementerian Luar Negeri untuk tiga elemen budaya Indonesia, antara lain Kebaya, Kolintang, dan Reog Ponorogo.

Baca juga: Pemprov DKI berkomitmen lepas stigma kebaya identik dengan kaum ibu

Penyerahan sertifikat tersebut berlangsung di Museum Nasional Indonesia yang dihadiri oleh perwakilan negara-negara ASEAN dan Afrika, kementerian/lembaga, akademisi, komunitas budaya, serta mitra diplomasi internasional.

Penetapan tiga elemen budaya Indonesia oleh UNESCO tersebut merupakan hasil Sidang ke-19 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage yang berlangsung di Asunción, Paraguay, 3–5 Desember 2024 lalu.

Adapun kebaya masuk dalam Representative List melalui nominasi multinasional bersama Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, dan Thailand.

Direktur Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan, Kementerian Kebudayaan Endah T.D. Retnoastuti yang hadir mewakili Menteri Kebudayaan menegaskan bahwa penetapan UNESCO merupakan wujud pengakuan dunia terhadap kekayaan budaya Indonesia, sekaligus amanah besar untuk memastikan keberlanjutan tradisi yang diwariskan lintas generasi.

“Penetapan UNESCO ini adalah pengakuan dunia yang menggembirakan, membangkitkan semangat, dan menguatkan komitmen kita agar warisan budaya Indonesia terus hidup, tumbuh, dan memberi makna bagi masyarakat,” ujar Endah.

Baca juga: Sanly Liu pakai kebaya motif Garuda pada pembukaan Miss Universe 2025

Baca juga: Penumpang berkebaya encim warnai KRL saat HUT Ke-80 RI

Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |