Jakarta (ANTARA) - Kolegium Anestesiologi dan Terapi Intensif (KATI) menyebutkan, pihaknya bersama sebuah perusahaan teknologi medis berkolaborasi mengadakan dua lokakarya untuk mengedukasi tentang penggunaan mesin anestesi dan ventilator, agar nakes mendapatkan pengetahuan dan keterampilan mengoperasikan teknologi medis mutakhir.
Ketua KATI Reza Widianto Sudjud mengatakan dalam keterangan yang diterima di Jakarta Rabu, bahwa kedua lokakarya itu diadakan untuk mempersiapkan para profesional agar dapat mengoperasikan produk ventilator buatan dalam negeri yang sebentar lagi diluncurkan.
Menurutnya, kesiapan sumber daya manusia kesehatan dan ketahanan farmasi serta alat kesehatan saling berkaitan dalam menciptakan transformasi kesehatan nasional, sehingga mendukung ketahanan kesehatan.
Baca juga: PPDS Anestesi Undip di RSUP dr Kariadi kembali dibuka
Adapun dua lokakarya itu, yakni Workshop Mesin Anestesi ditujukan bagi peserta didik dokter spesialis anestesiologi, dan terapi intensif untuk meningkatkan pemahaman mereka terhadap fungsi dan pengoperasian mesin anestesi secara aman dan efektif di ruang operasi.
"Sementara itu, pelatihan Basic Ventilator juga terbuka bagi dokter umum, mengingat pentingnya pemahaman ventilator dalam penanganan kasus-kasus gawat darurat dan perawatan intensif," katanya.
Menurutnya, penguasaan penggunaan ventilator sangat esensial karena alat ini mendukung fungsi pernapasan pasien yang mengalami kegagalan napas akibat penyakit paru, trauma, atau komplikasi pasca operasi.
Dalam kesempatan itu, dia menyebutkan bahwa pihaknya turut serta dalam pemanfaatan dan pengembangan melalui uji klinis terutama untuk produk dalam negeri guna membantu ketahanan alat kesehatan dalam negeri.
Baca juga: Ahli: Kasus RSHS soroti perlunya pengawasan akses ke obat anestesi
"Kami berharap pelatihan ini dapat meningkatkan kesiapan klinis dan keselamatan pasien di berbagai lini layanan kesehatan sehingga bisa membantu menurunkan angka kematian di ICU yang tinggi karena penanganan awal yang tepat," katanya.
Dalam keterangan yang sama, Managing Director Draeger Indonesia Ratna Kurniawati menilai, kesiapan tenaga kesehatan perlu dilakukan lebih dulu sebelum implementasi teknologi kesehatan.
Hal ini, katanya, sangat penting untuk memastikan teknologi kesehatan dapat digunakan secara maksimal dan dapat memberi layanan kesehatan sesuai dengan yang diharapkan.
Adapun pihaknya berfokus pada perkembangan terkini untuk manajemen pernapasan pasien di unit perawatan intensif (ICU) dan ventilator, sebagai upaya mendukung pilar ketiga transformasi kesehatan yakni peningkatan ketahanan kefarmasian dan alat kesehatan.
Baca juga: FKIK Universitas Sariputra Indonesia buka program studi anestesi
“Workshop kepada para dokter anestesi dan terapi intensif harus terus dilakukan mengingat instalasi alat anestesi produksi Draeger telah diimplementasikan di 1.208 rumah sakit di Indonesia dan terus bertambah," kata Ratna.
Menurutnya, kolaborasi ini akan menambah rekam jejak pihaknya, yang konsisten memberikan edukasi di Indonesia dan telah mengedukasi lebih dari 3.000 tenaga kesehatan, baik secara daring maupun luring.
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2025