Jakarta (ANTARA) - Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung mengamanatkan agar negara-negara berkembang bersatu untuk mencapai tujuan bersama, menurut Rekan Terhormat Gateway House of India Rajiv Bhatia.
Dalam konferensi pers di sela-sela acara peringatan 70 tahun KAA oleh CSIS Indonesia di Jakarta, Rabu, Bhatia mengatakan India sebagai salah satu pendiri KAA siap secara terbuka untuk berdialog dengan negara-negara lain dalam menghadapi tantangan saat ini.
“Seperti yang Anda ketahui, (KAA Bandung) menyebabkan lahirnya non-blok dan fondasi kerja sama Selatan-Selatan,” ujar Bhatia, seraya menambahkan tantangan yang ada saat ini membuat Dasasila Bandung semakin relevan.
Menurutnya, tantangan bagi negara Global Selatan adalah menyusun kembali strategi bersama antar negara yang berdasarkan pada persatuan dan konsensus.
Mantan duta besar India itu mengatakan bahwa India kini mengikuti kebijakan yang berprinsip dan pragmatis dan menegaskan India siap memberikan kontribusi bagi persatuan dan solidaritas negara-negara berkembang.
Senada dengan Bhatia, Profesor Akademi Diplomasi Vietnam Nguyen Vu Tung berpendapat negara-negara Selatan dituntut untuk saling bekerja sama antara satu sama lain guna mengatasi situasi saat ini.
“Saya pikir yang terbaik diilustrasikan dalam kasus ASEAN, di mana para anggotanya telah bekerja sama satu sama lain membangun komunitas,” kata Tung, berpendapat bahwa kisah sukses ASEAN yang terinspirasi dari semangat KAA Bandung perlu dipelajari lebih luas.
Pada kesempatan yang sama, Profesor National University of Malaysia Cheng Chwee Kuik berpendapat bahwa gerakan non-blok pada KAA 1955 berarti tidak memihak dan tidak bergabung dengan aliansi, kemitraan dan sebagainya.
Sedangkan gerakan non-blok 2025, menurut pendapat Cheng, dapat dicapai dengan bergabung dalam berbagai blok dan melakukan kerja sama dengan negara-negara yang tergabung dalam berbagai blok tersebut.
“Untuk mencapai tujuan itu (non-blok 2025), Anda perlu mengejar multi-blok. Multi-blok dalam arti bahwa baik yang berbasis di Barat maupun yang tidak, dan ASEAN, ASEAN plus dan non-ASEAN, Anda perlu ikut ambil bagian, itulah sebabnya ini disebut multi-blok,” ujarnya.
Pada 2025, Konferensi Asia Afrika (KAA) memperingati 70 tahun sejak pertama kali konferensi tersebut dilaksanakan pada 18-24 April 1955 di Bandung, Jawa Barat.
KAA 1955 menghasilkan sepuluh pernyataan prinsip-prinsip dasar yang dikenal sebagai Dasasila Bandung atau “Bandung Principles”, yang kemudian menjadi semangat bagi negara-negara Asia dan Afrika menyelesaikan masalah kolonialisme.
Baca juga: Dubes: Afrika punya keterikatan khusus dengan Konferensi Asia Afrika
Baca juga: Dasasila Bandung mesti jadi landasan interaksi antarnegara berkembang
Pewarta: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025