Joko Anwar paparkan dua syarat sebuah narasi layak difilmkan

1 month ago 16

Jakarta (ANTARA) - Sutradara Joko Anwar memaparkan dua syarat yang harus dipenuhi sebuah narasi agar layak diangkat menjadi film oleh rumah produksinya, Come and See Pictures.

Kedua syarat ini penting dipenuhi untuk memastikan bahwa setiap karya tidak hanya menghibur, tetapi juga memiliki kedalaman dan inovasi.

"Semua film itu harus ada dua yang pertama harus 'social-relevant', jadi ngomongin hal-hal yang sedang kita alami sebagai orang Indonesia," kata Joko saat perkenalan film komedi horor "Ghost in The Cell" dan pemerannya di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat.

Baca juga: Aktor Malaysia Ho Yuhang puji kedalaman skrip dan arahan Joko Anwar

Ia menjelaskan bahwa "Ghost in The Cell" pun memiliki komentar sosial yang kuat, sebab film ini membicarakan tentang miniatur Indonesia di dalam penjara.

"Mungkin kenapa kita set-nya penjara, mungkin sebagian kita merasa terpenjara dan kita harus bersatu untuk mengalahkan suatu kekuatan yang mungkin akan membuat kita berbahaya dalam hidup kita-kita," tambahnya, tanpa mengungkapkan terlalu banyak detail.

Syarat kedua adalah narasi harus bisa dieksplorasi dengan pendekatan "treatment" yang berbeda sehingga penceritaan menjadi inovatif.

Baca juga: Joko Anwar kembali garap genre komedi, aktor baru diperkenalkan

"Dan film ini juga kalau nanti teman-teman lihat filmnya, berbeda 'treatment'-nya dari 'treatment' yang pernah ada atau pernah kita bikin sebelumnya," jelasnya, menjanjikan pengalaman sinematik yang segar bagi penonton.

"Ghost in The Cell" bukan ikutan tren horor komedi yang sedang populer.

Joko mengungkapkan bahwa ide cerita ini sudah ada sejak satu dekade lalu, jauh sebelum maraknya film horor komedi saat ini.

Baca juga: Penjara Sukamiskin, inspirasi sel Lukman Sardi di film Joko Anwar

Ia menambahkan bahwa ide tersebut bahkan sudah resmi diluncurkan pada 2018. Kemudian melewati tahap praproduksi selama enam tahun dari 2018 hingga 2024 dan baru mulai diproduksi pada 2025.

Meskipun ide dasarnya sudah lama, Joko Anwar dan timnya terus melakukan penyesuaian agar "Ghost in The Cell" tetap relevan dengan isu-isu terkini di Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama, juga diumumkan bahwa "Ghost in The Cell" merupakan kolaborasi kedua Come and See Pictures dengan Barunson E&A.

Baca juga: Miftah lulus pencarian talenta akting untuk "Ghost in The Cell"

Sebelumnya, Barunson E&A telah berperan sebagai "sales agent" untuk film drama misteri "Legenda Kelam Malin Kundang".

Kini, di "Ghost in The Cell", rumah produksi asal Korea Selatan itu tidak hanya kembali sebagai "sales agent", tetapi juga terlibat sebagai produser eksekutif. Kerja sama ini turut melibatkan Rapi Films.

"Ghost in The Cell" yang merupakan film horor komedi, dijadwalkan akan dirilis di bioskop pada 2026. Saat ini masih tahap penyuntingan, menurut Joko.

Baca juga: Lukman Sardi cukur rambut wajah demi peran di film "Ghost in The Cell"

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |