Jakarta (ANTARA) - Jaringan Muslim Madani (JMM) mendukung evaluasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) agar manfaat program tersebut semakin dirasakan oleh masyarakat luas.
"Boleh kita mengkritik untuk perbaikan agar program tersebut semakin besar dan semakin banyak masyarakat penerima manfaat," ujar Peneliti Senior JMM Asep Saefudin di Jakarta, Senin.
Asep meminta semua pihak bersinergi mendukung dan menyukseskan Program MBG demi mewujudkan keadilan sosial dalam pemenuhan hak warga negara.
Baca juga: Ketua Komisi X DPR: Evaluasi Program MBG bukan berarti MBG dihentikan
Menurut dia, masyarakat dan bangsa Indonesia seharusnya mendukung dan mengapresiasi Program MBG yang digagas Presiden Prabowo, karena mencerminkan komitmen atas keadilan dan kepedulian pemimpin atas rakyatnya.
Hal tersebut sama halnya seperti kepemimpinan khalifah Umar Bin Khatab dalam kisahnya yang masyhur saat memberi makan rakyatnya yang kelaparan.
"Umar Bin Khatab menemukan seorang ibu janda dan anak-anaknya yang kelaparan di masa paceklik, hingga sang ibu memasak batu dan memarahi Umar yang menurutnya tidak peduli," kata dia.
Baca juga: DPR: Penutupan sementara SPPG bermasalah langkah tepat atasi keracunan
"Menyadari kesalahannya, Umar kemudian mengambil gandum dari Baitul Mal, memikulnya sendiri, dan membantu memasak makanan tersebut untuk keluarga itu, serta berjanji untuk memberikan bantuan berkelanjutan," ujar Asep.
Terinspirasi dari kisah tersebut, JMM menilai Presiden Prabowo melalui Program MBG memberikan teladan tentang empati, tanggung jawab, dan komitmen seorang pemimpin.
"Di tengah tantangan pelaksanaan yang masih menyisakan catatan, mari kita dukung untuk disempurnakan sehingga banyak masyarakat yang menerima manfaatnya selain juga kita dukung program ini memberi multiplier effect, khususnya pemberdayaan UMKM dan ekonomi kerakyatan," kata dia.
Baca juga: Prabowo langsung beri arahan teknis dan detail soal MBG ke SPPG
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.