Jaktim perkuat ketahanan pangan melalui 400 penggiat "urban farming"

1 month ago 15

Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur (Jaktim) memperkuat ketahanan pangan melalui pembinaan ke 400 penggiat pertanian perkotaan atau urban farming di wilayah tersebut.

"Tahun 2025 kita juga melakukan hal yang sama ya, kalau pembinaannya target kita 400 penggiat urban farming yang ingin melakukan kegiatan pertanian. Pastinya, kegiatan yang kita lakukan membantu kebutuhan pangan," kata Kepala Suku Dinas (Sudin) Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Timur Taufik Yulianto saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, pembinaan tersebut bersifat menumbuhkan dan mengembangkan lokasi-lokasi urban farming yang sudah memulai aktivitas dan meningkatkan kapasitas kemampuannya.

Sehingga, diharapkan melalui pembinaan itu para penggiat bisa mewujudkan keanekaragaman sayur mayur yang ditanam mulai dari cabai, bawang, tomat, dan lainnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.

Baca juga: Wujudkan ketahanan pangan, Jakarta Timur galakkan "urban farming"

Selain itu, penggiat urban farming ini juga mampu menciptakan ketahanan pangan lokal, keluarga, kelompok, maupun wilayah yang melakukan kegiatan tersebut, sehingga program ketahanan pangan dapat terus ditingkatkan.

"Jadi, tidak perlu lagi mereka takut kekurangan ya, kekurangan pangan seperti cabai, bawang, tomat, sudah tersedia sayur-mayur, sudah tersedia di perkarangan mereka, di lokasi-lokasi urban farming," ujar Taufik.

Sepanjang tahun 2024, jajaran Suku Dinas KPKP Jakarta Timur berhasil memberikan pelatihan ketahanan pangan terhadap 485 orang atau penggiat urban farming. Unit ini juga memberikan bantuan sarana dan prasarana pada kelompok tani yang ada.

"Tahun 2024, memang kita melakukan pembinaan atau pengembangan terhadap kelompok tani yang sudah berkegiatan. Namun ada juga sifatnya yang penumbuhan, baru melakukan kegiatan urban farming," katanya.

Berdasarkan catatan, saat ini ada 56 lokasi baru penumbuhan kegiatan urban farming dan 27 lokasi urban farming lama di Jakarta Timur, sehingga total ada 83 lokasi.

Rata-rata lahan yang dimanfaatkan untuk urban farming antara lain fasilitas sosial dan fasilitas umum (fasos-fasum), lahan tidur, area lingkungan sekolah, Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) hingga rooftop, lahan unit pelayanan teknis (UPT) atau milik instansi yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan urban farming.

Baca juga: Teguh Setyabudi minta semua wilayah Jakarta optimalkan pertanian kota

Baca juga: Legislator: "Urban Farming" bantu ketersediaan pangan bagi warga

Bentuk pembinaan yang diberikan mulai dari pengenalan cara melakukan kegiatan budidaya, pengolahan lahan, hingga cara perbanyakan tanaman ataupun kebutuhan pangan, kelompok tani, peningkatan kapasitas, dan lainnya.

Selain itu, ada kegiatan pelatihan bimbingan teknis yang sifatnya khusus kepada pengembangan budidaya atau tanaman tertentu. Seperti pengembangan sayuran ataupun buah-buahan, termasuk pemberian bantuan bibit benih tanaman.

Secara umum, kegiatan urban farming ini sudah menyebar di 65 kelurahan yang ada. Namun, pihaknya akan terus meningkatkan kualitas dan kemampuan para penggiat urban farming agar lebih banyak lagi ke seluruh lahan ataupun lokasi yang berpotensi untuk kegiatan urban farming.

Dari seluruh urban farming yang ada, setidaknya pihaknya sudah panen tanaman pangan sebanyak 247,75 ton dan hortikultura sebanyak 48.898 ton.

Unit yang dipimpinnya juga telah memberikan pelatihan produk pangan olahan hasil pertanian terhadap 200 orang dan pemberian bantuan rak hidroponik sebanyak 30 unit untuk pengembangan urban farming.

Kemudian, membantu penerbitan izin edar pangan segar asal tumbuhan (PSAT) sebanyak 94 sertifikat, bantuan bibit tanaman obat keluarga sebanyak 18.230 bibit, sayuran 1.660 bibit dan tanaman produktif sebanyak 159 bibit.

Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |