ISWA dorong inovasi kayu rekayasa pacu kontribusi industri pengolahan

1 hour ago 2

Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Pengusaha Kayu Gergajian dan Kayu Olahan Indonesia atau Indonesian Sawmill and Woodworking Association (ISWA) mendorong pemanfaatan kayu rekayasa (engineering wood) sebagai solusi masa depan industri pengolahan yang digunakan dalam sektor furnitur hingga kerajinan.

Dewan Penasehat ISWA Soewarni di Jakarta, Sabtu, menyampaikan tantangan industri kayu ke depan adalah menciptakan teknologi berkelanjutan yang mampu memperpanjang usia pakai, meningkatkan daya tahan, sekaligus menjaga stabilitas dimensi.

Dengan adanya inovasi kayu rekayasa dapat mengubah kayu alami menjadi material premium.

Teknologi ini mengedepankan efisiensi energi, minim limbah, bahkan menuju konsep bebas limbah (zero waste), seperti yang dilakukan oleh pihaknya melalui PT Jaya Cemerlang Industry.

Dikatakan dia, dari hasil sinergi riset bersama Institut Pertanian Bogor (IPB) menunjukkan bahwa kayu hutan tanaman dapat dimodifikasi menjadi produk bernilai tinggi, tahan lama, dan ramah lingkungan.

Ketua Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB Istie Sekartining Rahayu menekankan pentingnya inovasi modifikasi kayu ramah lingkungan sebagai hasil kolaborasi riset dan industri.

Metode yang dikembangkan memadukan perlakuan panas dengan larutan kimia ramah lingkungan, sehingga kayu tidak hanya tahan terhadap jamur, tetapi juga lebih kuat, awet, dan stabil tanpa menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.

Hingga kini, penerapan metode modifikasi panas dan kimia ramah lingkungan masih sangat terbatas. Pihak ISWA menjadi pionir yang berani mengimplementasikan teknologi ini, sekaligus membuka ruang kolaborasi lebih luas dengan akademisi.

Langkah tersebut menjadi tonggak penting bagi perkembangan kayu modifikasi di Indonesia.

Istie menegaskan teknologi ini mampu meningkatkan kualitas kayu cepat tumbuh dan kayu hutan tanaman menjadi material bernilai tinggi.

Jika lebih banyak industri berani mengadopsinya, maka selain memperkuat daya saing, Indonesia juga dapat mengurangi ketergantungan pada kayu hutan alam, mendukung keberlanjutan lingkungan, serta memberi manfaat ekonomi yang lebih luas.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum ISWA Bidang Riset, Pengembangan,dan Regulasi Jimmy Chandra menyoroti masalah utama industri yaitu keterbatasan bahan baku kayu berkualitas.

Keraguan masyarakat terhadap ketahanan kayu akibat rayap maupun kelembaban kerap menimbulkan kerugian besar, bahkan sebelum masa kredit rumah selesai.

Oleh karena itu, menurutnya, inovasi kayu modifikasi hadir sebagai jawaban penting atas tantangan ini.

Melalui penggunaan kimia ramah lingkungan dan perlakuan panas bersuhu tinggi, kayu cepat tumbuh maupun kayu hutan tanaman dapat ditingkatkan kualitasnya menjadi material premium.

Teknologi ini membuat kayu lebih stabil, tidak mudah menyusut, melengkung, atau retak, sekaligus memberi nilai tambah yang signifikan bagi petani dan industri.

Hasil inovasi menunjukkan peningkatan kayu yang semula hanya bertahan 3 tahun kini dapat berumur hingga 25 tahun, bahkan 50 tahun jika digunakan di dalam ruangan.

Jimmy menegaskan inovasi ini bukan sekadar solusi teknis, melainkan juga strategi menjaga kelestarian hutan alam serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dukungan dari Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) diharapkan dapat memperluas penerapan kayu modifikasi dalam pembangunan berkelanjutan.

Selain itu, pihaknya pada Jumat (26/9/2025) di Jakarta, menyelenggarakan Archify Live 2025 sebagai ajang strategis yang mempertemukan pelaku industri penggergajian, woodworking, hingga arsitek dan kontraktor.

Dengan adanya kolaborasi lintas sektor dalam ajang ini, peluang pemanfaatan kayu rekayasa semakin besar, sekaligus memperkuat peran Indonesia dalam rantai pasok global industri kayu berkelanjutan.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat pada tahun 2024 industri pengolahan kayu (KBLI 16) memberikan kontribusi sebesar 2,25 persen terhadap PDB pengolahan nonmigas, dengan nilai kinerja ekspor mencapai 3,73 miliar dolar AS.

Sedangkan, industri furnitur (KBLI 31), pada tahun 2024 memberikan kontribusi sebesar 1,15 persen terhadap PDB pengolahan non migas, dengan nilai kinerja ekspor mencapai 1,61 miliar dolar AS.

Adapun permintaan pasar terhadap produk kayu olahan di masa depan masih sangat tinggi untuk memenuhi proyek konstruksi, infrastruktur dan pembangunan industri, serta pemenuhan bahan baku untuk industri furnitur.

Baca juga: Kemenekraf sebut industri furnitur tunjukkan pertumbuhan konsisten

Baca juga: Industri kayu gergajian dan olahan siap intensifkan pasar Asia

Baca juga: ISWA nilai potensi pertumbuhan industri furnitur Indonesia besar

Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |