Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih mendorong pemerintah agar meningkatkan akses pendidikan, terutama di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar), serta menambah fasilitas perpustakaan untuk mengatasi persoalan rendahnya tingkat literasi.
“Beberapa faktor utama penyebab rendahnya skor literasi, kurangnya akses terhadap pendidikan berkualitas, terutama di daerah 3T dan kurikulum yang belum optimal, minimnya fasilitas pendukung seperti perpustakaan, serta kurangnya pelatihan bagi pendidik," kata Fikri dikutip di Jakarta, Sabtu.
Hal tersebut dia sampaikan menanggapi temuan yang menunjukkan rendahnya tingkat literasi nasional. Diketahui, Indonesia dalam tingkat literasi berada pada peringkat ke-71 dari 81 negara dalam survei Programme for International Student Assessment (PISA) 2022.
Temuan itu pun, kata Fikri, melatarbelakangi pelaksanaan Kunjungan Kerja Spesifik Bidang Riset dan Literasi dari Komisi X DPR ke Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Rabu (24/9).
Baca juga: DPR minta kepala daerah aktif atasi masalah pendidikan di daerah 3T
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, tingkat melek aksara di Gunungkidul adalah yang terendah di DIY yakni 90,32 persen. Meskipun demikian, legislator dari Daerah Pemilihan (Dapil) IX Jawa Tengah itu mengapresiasi perkembangan literasi di Gunungkidul.
"Sekarang, perkembangannya luar biasa. Bahkan ada kegiatan baca nyaring terpanjang sehari sebelum Komisi X DPR RI kunjungan dan kenaikan literasinya dari tahun 2023 ke tahun 2024 ini lumayan,” ujarnya.
Sejalan dengan itu, menurut Fikri, kunjungan tersebut bertujuan mengumpulkan masukan daerah untuk mendukung kebijakan literasi yang responsif dan mengawasi program transformasi digital perpustakaan.
Baca juga: Kemdiktisaintek perluas akses pendidikan tinggi daerah 3T lewat KIP-KD
Berikutnya Fikri mengapresiasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang berperan mengembangkan Pojok Baca Digital (Pocadi) dan riset kecerdasan buatan (AI) untuk peningkatan literasi digital.
Lalu ia juga mengapresiasi dukungan dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas) yang mengalokasikan Dana Alokasi Khusus (DAK) Nonfisik untuk pengembangan literasi daerah.
“Perpusnas RI mengalokasikan Rp1,1 miliar dari DAK nonfisik tahun 2025. Dan 27 ribu eksemplar dan 27 rak buku. Kemarin diserahkan secara simbolis kepada Bupati Endah Subekti Kuntariningsih,” ucap penulis buku Darurat Literasi itu.
Baca juga: Perpusnas sebut literasi menjadi investasi utama pembangunan nasional
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.