Iran disanksi, Israel dibiarkan: Akhiri standar ganda nuklir Timteng

1 month ago 13
Indonesia juga dapat mendorong langkah advokasi kepatuhan universal terhadap NPT; menuntut semua negara, termasuk Israel, untuk tunduk pada pengawasan IAEA

Jakarta (ANTARA) - Dalam sebuah adegan film bertitel Oppenheimer yang dirilis tahun 2023, pernyataan seorang fisikawan Isidor Rabi mengingatkan bahwa bom nuklir dapat jatuh menimpa orang yang bersalah serta orang yang tidak bersalah.

Rabi (yang diperankan oleh David Krumholtz dalam film terbaik di ajang Academy Awards ke-96 itu) kemudian melanjutkan bahwa "Saya tidak ingin puncak dari tiga abad fisika (modern) berujung kepada senjata pemusnah massal".

Kata-kata fisikawan AS dalam film Oppenheimer itu betul-betul masih bergema secara urgen dengan kondisi saat ini, terutama dengan dunia yang tengah menantikan perundingan nuklir baru antara Iran dan tiga negara Eropa (Inggris, Jerman, Prancis), yang kemungkinan bakal digelar di Turki pada pekan ini.

Kementerian Luar Negeri Iran pada Senin (21/7) telah mengonfirmasi bahwa putaran baru perundingan nuklir antara Iran dan tiga negara Eropa akan diadakan di Istanbul, Turki, pada 25 Juli 2025.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baghaei, dikutip kantor berita Turki Anadolu, mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa Iran setuju untuk melanjutkan perundingan atas permintaan pihak-pihak Eropa yang terlibat dalam kesepakatan nuklir 2015.

Kesepakatan nuklir 2015 tersebut secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).

Negosiasi nuklir tersebut sangat penting untuk mencegah eskalasi lebih lanjut di kawasan yang sudah bergejolak, di tengah kecemasan negara-negara Barat terhadap penelitian dan fasilitas nuklir Iran yang dinilai dapat mengarah pada persenjataan.

Padahal, selama ini tidak ada bukti yang kuat terkait kecemasan tersebut. Persepsi itu muncul lebih akibat ketidakpercayaan, ketegangan di masa lalu, serta persaingan regional yang melibatkan Israel dan Teluk.

Iran, penandatangan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT), secara konsisten telah menyatakan bahwa program nuklirnya ditujukan untuk tujuan sipil dan bukan untuk pembuatan senjata nuklir.

Selama ini, Iran telah menjalani inspeksi ketat oleh Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), yang terlepas dari tekanan politik, tidak pernah mengonfirmasi bahwa Iran sedang membangun senjata nuklir.

Namun, Iran secara terus menerus menghadapi sanksi, sabotase, dan tuduhan terus-menerus tentang persenjataan nuklir, terutama dari dorongan negara-negara Barat.

Baca juga: Pezeshkian: Melucuti hak nuklir Iran sama sekali tak bisa diterima

Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |