Jakarta (ANTARA) - Polisi dan tim forensik RS Polri mengungkapkan dua kerangka manusia di Gedung ACC Kwitang, Jakarta Pusat baru ditemukan rentang waktu hampir dua bulan usai kebakaran gedung karena tak ada kegiatan pembersihan atau pembongkaran di area yang tertimbun puing.
"Kenapa baru ditemukan lama? Karena sejak kebakaran sampai waktu penemuan, tidak ada kegiatan pembersihan atau pembongkaran di area yang tertimbun puing," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Roby Heri Saputra dalam konferensi pers di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat.
Roby memastikan, rentang waktu hampir dua bulan antara kebakaran gedung dan penemuan kerangka bukan karena kelalaian, melainkan kondisi lokasi yang sulit diakses dan tertutup puing sisa kebakaran.
Kebakaran besar yang melanda gedung tersebut terjadi pada 29 Agustus 2025. Dua hari kemudian, tepatnya pada 2 September, pemilik gedung melapor ke kepolisian dan olah tempat kejadian perkara (TKP) langsung dilakukan oleh tim dari Polres Metro Jakarta Pusat.
"Pada tanggal 2 September, kami sudah melakukan olah TKP pertama. Kami memeriksa seluruh area gedung, tetapi tidak menemukan tanda-tanda adanya korban kebakaran," ujar Roby.
Baca juga: Dua kerangka ditemukan saat persiapan renovasi Gedung ACC Kwitang
Menurut Robby, saat olah TKP dilakukan, kondisi bangunan sudah hancur. Hampir seluruh bagian gedung hangus terbakar dan di area reruntuhan tidak ada indikasi keberadaan manusia.
"Di lokasi itu hanya terlihat puing-puing sisa kebakaran, seperti rangka besi, kayu, plafon yang jatuh dan material bekas AC. Tidak ada yang menunjukkan bahwa ada korban di sana," jelas Roby.
Selain itu, karakteristik bau di lokasi kebakaran juga menyulitkan petugas mendeteksi sisa tubuh manusia.
"Kalau kebakaran yang menyeluruh, daging yang terbakar itu aromanya sama seperti kayu terbakar. Jadi, sulit dibedakan," ucap Roby.
Selain itu, Roby menyebut, pemeriksaan lanjutan sempat dilakukan oleh tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polri pada 19 September. Namun, hingga saat itu pun tidak ditemukan tanda-tanda korban.
Baca juga: Ini kronologi lengkap temuan-identifikasi kerangka manusia di Kwitang
"Petugas keamanan dari pihak gedung juga rutin berpatroli hampir setiap hari, naik ke atas untuk mengecek kondisi bangunan. Tapi karena puingnya menumpuk dan posisinya tidak terlihat, tidak ada yang menyadari ada sesuatu di bawah reruntuhan itu," kata Roby.
Baru pada 30 Oktober 2024, atau hampir dua bulan setelah kebakaran, pekerja yang sedang menyiapkan renovasi menemukan dua kerangka manusia di antara tumpukan material yang terbakar. Penemuan itu segera dilaporkan ke kepolisian dan menjadi dasar penyelidikan lanjutan.
"Baru setelah mulai dibongkar untuk renovasi, kerangka itu terlihat," ucap Roby.
Sangat berbahaya
Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Budi Hermanto menegaskan, kondisi gedung pasca kebakaran memang sangat berbahaya untuk dimasuki.
Hampir seluruh bagian struktur sudah rapuh, sehingga pemilik gedung enggan melakukan aktivitas pembersihan lebih awal.
Baca juga: Dua kerangka manusia di Kwitang teridentifikasi Farhan dan Reno
"Bangunan itu sudah tidak layak digunakan. Saat tim kami masuk, juga harus sangat berhati-hati karena khawatir terjadi reruntuhan. Dan benar saja, dua kerangka manusia yang ditemukan itu tertimbun puing cukup dalam," jelas Budi.
Proses identifikasi kedua korban ditangani oleh tim forensik RS Polri Kramat Jati. Pemeriksaan juga dilakukan untuk memastikan identitas dan waktu kematian korban.
Sementara itu, Karo Labdokkes Polri Brigjen Sumy Hastry Purwanti menjelaskan, kondisi dua jenazah yang ditemukan sepenuhnya sudah berupa kerangka, dengan sebagian kecil sisa jaringan tubuh yang terbakar.
"Secara tanatologi atau ilmu yang mempelajari waktu kematian, kami melihat jenazah sudah dalam kondisi kerangka dengan sisa jaringan yang hangus. Dalam kondisi lingkungan yang terbakar seperti itu, bau yang muncul di bulan pertama memang menyerupai bau kayu atau material lain yang terbakar," jelas Hastry.
Namun, setelah memasuki bulan kedua hingga ketiga, barulah muncul aroma khas pembusukan yang menandakan keberadaan sisa tubuh manusia.
Baca juga: Polda Metro Jaya ambil alih kasus temuan kerangka manusia di Kwitang
"Jadi secara ilmiah, penemuan kerangka ini sesuai dengan proses alami perubahan tubuh pasca kebakaran. Mungkin saat dibersihkan dan dibongkar, muncul bau yang berbeda, lalu diketahui ternyata itu berasal dari tubuh manusia," kata Hastry.
Sebelumnya, Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati mengungkapkan dua kerangka manusia yang ditemukan di Gedung ACC Kwitang, Jakarta Pusat, yang sebelumnya dilaporkan hilang saat peristiwa kerusuhan pada akhir Agustus 2025 merupakan Reno Syahputra Dewo dan Muhammad Farhan.
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































