Ini bahaya di balik tidur bersama hewan peliharaan

4 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Tidur bersama hewan peliharaan, seperti anjing atau kucing, sering menjadi kebiasaan bagi para pecinta dan pemilik hewan.

Akan tetapi, di balik hal tersebut, tidak selalu memberikan dampak positif, sebab ada sejumlah risiko yang dapat mengancam kesehatan pemiliknya.

Banyak yang merasa saat hewan kesayangan mereka tidur di kasur bersama, memberikan rasa nyaman dan tidur nyenyak, bahkan merasa semakin dekat dengan peliharaan.

Hormon oksitosin yang dilepaskan saat berinteraksi dan dekat dengan hewan, berperan menurunkan stres dan tekanan darah, sehingga menimbulkan rasa rileks. Terutama bagi yang tinggal sendiri, hewan peliharaan dapat menjadi teman untuk pengusir rasa kesepian.

Meski terasa nyaman, hewan peliharaan bisa saja membangun kita saat sedang tidur, sehingga mengganggu kualitas tidur.

Contohnya seperti hewan anjing kerap bergerak aktif, menggonggong, atau bangun di tengah malam untuk bermain atau menggaruk tubuhnya. Lalu, kucing yang aktif di malam hari juga bisa membangunkan pemiliknya secara tiba-tiba.

Hewan peliharaan juga bisa bereaksi secara tak terduga saat merasa terganggu, bahkan saat kita tertidur. Mereka mungkin mencakar atau menggigit orang di sekitarnya.

Meski tidak selalu disengaja, cakaran atau gigitan hewan tetap berisiko menimbulkan infeksi yang dapat membahayakan kesehatan.

Baca juga: Cara alami usir tikus dari rumah, aman bagi anak dan hewan peliharaan

Pergerakan ini menyebabkan pemilik sulit mendapatkan tidur yang nyenyak dan berkualitas, yang pada akhirnya berdampak pada penurunan energi dan konsentrasi di keesokan harinya

Sementara, bagi penderita alergi, tidur bersama hewan peliharaan juga dapat memperparah risiko alergi.

Bulu hewan yang rontok, debu, atau tungau yang tanpa sadar menempel pada manusia atau kasur, dapat memicu reaksi alergi seperti bersin, gatal-gatal, dan serangan asma.

Bahkan bagi yang tidak memiliki alergi sebelumnya, paparan terus-menerus terhadap alergen hewan bisa menyebabkan alergi baru. Oleh karena itu, dokter biasanya menyarankan agar penderita alergi menjauhkan hewan peliharaan dari kamar tidur dan tempat tidur.

Hewan peliharaan dapat membawa berbagai parasit yang berpotensi menular ke manusia. Kutu, caplak, cacing, hingga bakteri, bisa berpindah melalui kontak langsung saat hewan tidur bersama di kasur manusia.

Gigitan parasit dari hewan bisa menimbulkan rasa gatal dan iritasi pada kulit, bahkan berisiko menularkan infeksi penyakit serius seperti lyme disease, demam berbintik rocky mountain, hingga ehrlichiosis.

Selain berdampak pada orang dewasa, risiko juga dapat terjadi pada bayi yang tidur bersama hewan peliharaan.

Baca juga: Menilik Pet Fest Indonesia 2025, ajang reuni para pencinta hewan

Risiko pada bayi umumnya terjadi sudden infant death syndrome (SIDS), yaitu sindrom kematian mendadak pada bayi.

Hal ini disebabkan biasanya hewan kerap tidur di atas wajah atau tubuh bayi, sehingga mengganggu jalan napas dan berisiko menyebabkan bayi kehabisan napas.

Hewan peliharaan yang tidur di kasur bersama pemiliknya juga berdampak pada segi kebersihan. Seperti kasur yang digunakan akan lebih cepat kotor dan menjadi sarang bulu, kotoran, dan bakteri.

Dampak ini tidak hanya mengurangi kenyamanan tidur, tetapi juga meningkatkan risiko infeksi kulit dan gangguan kesehatan lainnya.

Itulah dampak yang dapat terjadi saat tidur di kasur bersama hewan peliharaan. Dengan risiko tersebut, tidak dianjurkan untuk dilakukan para pemilik hewan.

Akan tetapi, apabila Anda ingin tetap melakukannya, pastikan hewan peliharaan dalam keadaan sehat dan bersih.

Saat merasakan keluhan kesehatan setelah sering tidur di satu tempat bersama hewan peliharaan Anda, segera periksa diri ke dokter untuk berkonsultasi dan dapat penanganan medis yang tepat.

Baca juga: Hewan peliharaan bisa rentan terkena penyakit dari pemiliknya

Baca juga: Pengunjung padati Petfest 2025 di BSD

Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |