Jakarta (ANTARA) - Kedutaan Besar Inggris di Jakarta berbagi pengalaman negaranya mengurangi kesenjangan digital yang bisa dijadikan acuan bagi Indonesia untuk memastikan seluruh masyarakat mendapatkan manfaat dari revolusi digital.
Kepala Digital dan Urusan Sosial, Kedutaan Besar Inggris Jakarta, Samuel Hayes dalam acara pembukaan Pameran Jejaring Warga di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa Inggris dalam 40 tahun terakhir, telah mencapai kemajuan besar dalam mengadopsi teknologi digital yang berhasil mempersempit kesenjangan digital.
“Di Inggris, kami juga memiliki kesenjangan digital, tetapi kesenjangan ini mulai menyempit. Karena itu, kami ingin membagikan semua praktik baik yang telah kami lakukan, memastikan bahwa pelajaran yang kami peroleh bisa dibagikan kepada Indonesia, agar Indonesia juga dapat mengurangi dan mempersempit kesenjangan digitalnya,” katanya.
Hayes menjelaskan bahwa Inggris menangani kesenjangan digital melalui pendekatan multi-segi, termasuk investasi dalam infrastruktur digital, promosi literasi digital, dan dukungan terhadap inisiatif inklusi digital.
Upaya ini mencakup perluasan akses internet berkecepatan tinggi, khususnya di daerah pedesaan dan wilayah yang kurang terlayani, serta penyediaan perangkat dan layanan internet yang terjangkau.
“Selain itu, Inggris juga fokus pada peningkatan keterampilan digital melalui program pelatihan dan lokakarya, serta pengembangan prinsip desain inklusif untuk layanan digital,” ucapnya.
Kesenjangan digital di Indonesia masih menjadi tantangan besar karena terdapat ketimpangan yang signifikan dalam akses internet dan ketimpangan digital antara wilayah perkotaan dan pedesaan, kata dia.
Pihaknya mencatat sebanyak 72 juta orang di Indonesia belum terhubung ke internet, yang menghambat akses informasi di berbagai sektor penting seperti pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
Oleh karena itu, sejak 2020, Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, melalui Digital Access Programme, bersama dengan banyak mitra lokal termasuk organisasi nirlaba asal Bandung Common Room Networks Foundation, telah menangani berbagai isu inklusi digital dan konektivitas melalui pelatihan intensif dan penguatan keterampilan teknis dan literasi digital.
Hadir pada kesempatan yang sama, Direktur Common Room Networks Foundation, Gustaff Harriman, mengatakan bahwa dengan geografis Indonesia yang terdiri dari 17 ribu kepulauan, sehingga solusi untuk mengatasi kesenjangan digital antar daerah tidak bisa sama.
Menurutnya, komunitas lokal lebih mengetahui tantangan di daerah masing-masing dan bisa menawarkan solusi yang lebih tepat untuk mengatasi ketimpangan digital. Salah satunya di Sumba dengan komunitas lokalnya menawarkan pembangunan menara internet dari bambu.
Melalui Pameran Jejaring Warga yang berlangsung di Bentara Budaya Jakarta pada 2-9 Mei, Gustaff berharap minat dan partisipasi masyarakat dalam mengatasi tantangan kesejahteraan digital di Indonesia semakin meningkat.
“Pameran ini tidak hanya bicara soal internet tapi bagaimana masyarakat di berbagai daerah mengumpulkan berbagai daya upaya untuk mengatasi tantangan kesejahteraan digital di Indonesia untuk membuat hidup mereka lebih baik dan bermakna,” ujar dia.
Pameran Jejaring Warga menampilkan prototipe infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi, artefak dan produk budaya, serta dokumentasi berupa foto dan video dari rangkaian pelatihan literasi digital yang telah dilakukan sejak tahun 2020 di 10 wilayah provinsi di Indonesia.
Baca juga: Kemendes PDT soroti peranan komunitas atasi kesenjangan digital
Baca juga: Visi Digital Indonesia 2045 solusi kesenjangan keterampilan digital
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025