Jakarta (ANTARA) - Indonesia berkomitmen memperkuat arsitektur kesehatan global dengan mewujudkan kemandirian vaksin nasional dan menjamin akses berkeadilan atas produk kesehatan bagi semua negara melalui kerja sama internasional.
Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir saat menerima kunjungan delegasi Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI), sebuah asosiasi internasional untuk kesiapsiagaan pandemi, di Kompleks Kementerian Luar Negeri RI pada Kamis.
“Kolaborasi Indonesia dan CEPI sangat penting dalam mendukung kemajuan industri vaksin dan kapasitas manufaktur lokal serta pembangunan ekosistem tanggap pandemi di Indonesia,” ucap Arrmanatha, menurut pernyataan tertulis Kemlu RI di Jakarta.
Wamenlu menyampaikan apresiasi atas dukungan CEPI kepada Indonesia dan berharap supaya organisasi tersebut dapat mengembangkan kemitraan dengan produsen vaksin Indonesia.
Pemajuan kemitraan tersebut, ucapnya, adalah untuk memastikan Indonesia mencapai targetnya sebagai pusat penelitian, produksi, dan distribusi vaksin di kawasan.
“Terlebih, hal ini sejalan dengan prioritas Presiden Prabowo,” kata Arrmanatha, menambahkan.
Ia pun menyatakan harapan supaya CEPI dapat memberikan dukungan pengembangan vaksin tuberkulosis di Indonesia karena pemberantasan penyakit tersebut merupakan prioritas pemerintah RI yang sejalan dengan program organisasi tersebut.
Sementara itu, pihak CEPI, yang diwakili Ketua Dewan CEPI Profesor Jane Halton dan CEO CEPI Dr. Richard Hatchett, menyampaikan apresiasi atas peran Kemlu RI dalam menginisiasi kolaborasi pemerintah RI dengan CEPI ke depannya.
“Peran Kemlu RI sangat krusial dalam mendorong bergabungnya Indonesia dengan CEPI. Indonesia telah menjadi salah satu mitra strategis CEPI sejak 2020,” ucap Profesor Halton.
Dalam kesempatan yang sama, CEPI juga menekankan pentingnya dukungan bagi peningkatan kapasitas produksi vaksin Indonesia yang dapat dilakukan salah satunya melalui penguatan kerja sama dengan PT Bio Farma.
Menurut pernyataan Kemlu RI, CEPI dibentuk di Davos, Swiss, pada 2017 oleh Norwegia, India, Forum Ekonomi Dunia (WEF), Yayasan Bill & Melinda Gates, dan Wellcome Group, dan berfokus pada pengembangan produk kesehatan untuk antisipasi risiko kesehatan masa depan.
Baca juga: DPR ingatkan efisiensi tak boleh berdampak pada pengadaan obat-vaksin
Baca juga: Etana produksi vaksin lokal wujudkan kemandirian farmasi nasional
Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025