Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melanjutkan penguatan pada perdagangan Rabu, seiring pelaku pasar yang menanti keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI) dan sentimen positif dari penurunan tarif impor oleh Amerika Serikat (AS) terhadap produk Indonesia.
Pelaku pasar memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga acuannya di level 5,50 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) hari ini.
Prediksi ini sejalan dengan ekspektasi bahwa bank sentral AS alias (The Fed) juga akan menahan suku bunganya bulan ini.
"Minat investor asing terhadap pasar Indonesia masih tertahan, seiring kekhawatiran atas fundamental ekonomi. Hal ini tercermin dari arus keluar dana asing di IHSG yang terus berlanjut, dengan total net foreign outflow mencapai Rp56 triliun ytd. IHSG berpeluang menguat terbatas pada hari ini," kata Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.
Sementara, analis Panin Sekuritas Reydi Octa mengatakan sentimen eksternal turut membayangi pergerakan IHSG.
Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif atas produk Indonesia menjadi 19 persen sebagai bagian dari kesepakatan dagang yang memberikan akses pasar lebih besar bagi produk AS ke Indonesia.
Meski demikian, Reydi menilai pasar masih menunggu sikap resmi dari Pemerintah Indonesia atas kebijakan tersebut.
Adapun pada perdagangan Rabu pagi, IHSG dibuka menguat 48,06 poin atau 0,67 persen ke level 7.188,53. Indeks LQ45 juga naik 6,34 poin atau 0,81 persen ke posisi 785,78.
Penguatan ini terjadi di tengah bursa Asia yang dibuka variatif, dengan Hang Seng melonjak 1,60 persen, sementara Shanghai melemah tipis 0,04 persen.
Baca juga: IHSG Rabu dibuka menguat 48,06 poin
Baca juga: IHSG berpotensi menguat ikuti sentimen kesepakatan tarif AS
Baca juga: IHSG menguat ditopang sektor properti dan sentimen regional
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.