Jakarta (ANTARA) - IdeaFest 2025, festival kreatif tahunan yang mengusung tema “(Cult)ivate the Culture”, memasuki hari kedua penyelenggaraan di JICC Senayan, Sabtu, fokus mendorong pelaku industri beralih dari konsumen menjadi pengembang aktif warisan budaya Indonesia dan menghadirkan inovasi.
“Kami meyakini budaya adalah fondasi setiap ide otentik. Melalui IdeaFest 2025, kami ingin mendorong para pelaku industri untuk tidak hanya menjadi konsumen budaya, tetapi juga menjadi 'cultivator' aktif menanam, merawat, dan mengembangkan nilai-nilai budaya agar tetap relevan seiring perubahan zaman,” ujar Co-Chair IdeaFest 2025 Ben Soebiakto dalam keterangan tertulis yang dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu.
Budaya diartikan sebagai sesuatu yang hidup, dapat dikembangkan, dan disebarluaskan melalui media kreatif, seperti film, musik, kuliner, olahraga, sastra, hingga teknologi.
Memasuki tahun ke-14 penyelenggaraannya, IdeaFest 2025 hadir sebagai ruang yang menumbuhkan persepsi positif terhadap budaya dan ekonomi kreatif Indonesia melalui pengalaman yang inspiratif dan isu-isu yang relevan dengan perkembangan zaman.
Acara yang berlangsung 31 Oktober hingga 2 November 2025 itu menjadwalkan lebih dari 120 sesi dan 500 pembicara dari berbagai bidang industri
Baca juga: Menteri Ekraf dukung IdeaFest ciptakan inovasi kreasi berdaya saing
Selama tiga hari, IdeaFest 2025 akan menampilkan berbagai program inklusif seperti IdeaTalks, "IdeaFest X", IdeaFest Night, Experiential Expo, serta Creative & Food Market oleh Semasa.
Program-program itu dirancang untuk memungkinkan para pelaku industri kreatif menjelajahi peluang baru, berinovasi di berbagai disiplin ilmu, dan membangun kolaborasi.
Berdasarkan data Kemenparekraf pada Semester I tahun 2024, sektor ekonomi kreatif Indonesia mencatatkan pertumbuhan mencapai Rp 749,58 triliun, meningkat sekitar 4,46 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Data tersebut menggambarkan daya tahan dan potensi besar sektor ekonomi kreatif Indonesia, terutama di tengah dinamika global yang terus berubah.
Capaian positif tersebut tidak terlepas dari pesatnya digitalisasi dan berkembangnya ekonomi kreatif berbasis teknologi, yang membuka peluang baru bagi kreator lokal untuk memperluas pasar dan inovasi.
Selain itu, perubahan perilaku konsumen yang kini lebih menitikberatkan pada makna, otentisitas, serta keberlanjutan turut memperkuat nilai produk dan pengalaman kreatif lokal.
Keterlibatan komunitas serta kolaborasi lintas industri juga menjadi faktor penting dalam membangun ekosistem kreatif yang dinamis yang menjadi sorotan dan bahan diskusi utama dalam IdeaFest 2025.
Baca juga: IdeaFest 2025 hadir di JICC usung tema “Cultivate the Culture”
Sejalan dengan tema yang dihadirkan tahun ini, IdeaFest kembali mengajak IP dan komunitas dalam kolaborasi ikonik, "IdeaFest X", di mana berfokus menjadikan budaya dan kreativitas benar-benar bersatu.
Kali ini, "IdeaFest X" menghadirkan beragam pengalaman dan kolaborasi kreatif yang dapat dilakukan bersama-sama seperti Nyanyi Bareng Jakarta, Minutes of Manager Jakarta Art House, dan masih banyak lagi.
Meda Kawu, Co-Founder Nyanyi Bareng Jakarta dan kolaborator IdeaFest X, menjelaskan bahwa kegiatan mereka sejalan dengan tema ‘kultivasi’.
"Momen kebersamaan saat bernyanyi itu sendiri menciptakan budaya komunal yang positif, terbuka, dan non-judgmental. Di Nyanyi Bareng Jakarta, kami tidak hanya ‘mengonsumsi’ budaya, kami melakukannya, merayakannya, dan menghidupkannya secara langsung," kata Meda.
Mewakili suara anak muda, Co-Founder What Is Up Indonesia (WIUI) Abigail Limuria menyebut perubahan penting dimulai dari diri sendiri.
"Kita sering sibuk ingin mengubah dunia, tapi lupa mengubah cara berpikir kita sendiri... Sebelum ikut arus, berhentilah sejenak, pikirkan dulu, kenali dulu, baru bertindak... Saya ingin mengingatkan bahwa refleksi adalah bentuk perlawanan paling sederhana terhadap kebisingan dunia yang serba cepat," kata Abigail.
Di sisi lain, Chef dan Entrepreneur Ray Janson mengingatkan kreator muda fokus pada nilai fundamental. “Pesan saya untuk para kreator muda adalah temukan ‘why’ atau alasan fundamental Anda berkarya, bukan hanya ‘what’ atau produknya. Itulah pondasi budaya yang akan membuat sebuah bisnis relevan untuk jangka panjang,” kata Janson.
Melalui beragam kolaborasi lintas sektor, IdeaFest diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat kreativitas dan budaya di Asia Tenggara.
Baca juga: Pemerintah-IdeaFest berkolaborasi hadirkan gerai Aksilarasi
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































