Jakarta (ANTARA) - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengingatkan orang tua akan pentingnya mengikuti imunisasi untuk mengatasi masalah penyakit campak pada usia anak-anak.
"Tidak hanya campak tapi pertusis, gondongan, rubella, cacar, difteri, polio dan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, ini dapat menurun 97 sampai 100 persen. Ini adalah bukti yang tidak dapat dibantahkan," kata Ketua Satgas Imunisasi IDAI Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi, Sp.A (K) dalam temu media di Jakarta, Rabu.
Hartono menekankan bahwa imunisasi memiliki lebih banyak manfaat dibandingkan dengan efek sampingnya yang kemungkinan hanya berupa demam ringan dan tidak berlangsung lama maupun sedikit rasa nyeri pada area yang disuntik.
Dengan mengikuti imunisasi, anak dapat terhindar dari berbagai komplikasi berat berupa diare yang berkepanjangan, gangguan pernapasan serius sampai dengan terkena radang otak.
Imunisasi, katanya, juga bisa menekan angka kesakitan yang menyebabkan Indonesia masuk ke dalam daftar 10 negara dengan kasus campak tertinggi di dunia.
"Jadi karena itu kita perlu ingatkan para orang tua bahwa imunisasi ini perlu diberikan," ucap dia.
Baca juga: Kemenkes gelar program PENARI 27 Oktober 2025 secara serentak
Hartono mengatakan orang tua tidak boleh termakan hoaks atau kabar bohong yang disebarkan oknum tidak bertanggung jawab, seperti vaksin yang berisi kandungan berbahaya. Sebab, proses pembuatan hingga peredaran vaksin selalu dipantau dengan ketat oleh pemerintah.
Tidak hanya itu, keefektifan vaksin juga sudah teruji dari berbagai kasus-kasus seluruh dunia. Dalam kesempatan itu, Hartono mencontohkan bahwa pemberian vaksin campak di Amerika Serikat di tahun 1964 membuat kasus kejadian luar biasa (KLB) menurun drastis.
Berdasarkan data yang ia beberkan, kasus di Amerika Serikat menurun drastis dari yang semula mencapai 400 ribuan, turun hingga kurang dari angka 100 ribu. Meski demikian, masih terdapat ledakan peningkatan kasus campak ketika dosis pertama diberikan.
Oleh karenanya, vaksin campak diberikan sebanyak dua kali sehingga tidak terjadi lagi KLB.
"Ini merupakan bukti bahwa imunisasi ini harus dilakukan dengan ganda. Jadi itu di Amerika dan ini adalah tingkat global, tingkat dunia. Dengan imunisasi campak bisa menurun drastis," ucap dia.
Sementara di Indonesia, belakangan Kabupaten Sumenep di Pulau Madura melaporkan telah terjadi KLB campak dengan lebih dari dua ribu kasus suspek dan 17 anak meninggal dunia. Ketidakpercayaan orang tua terhadap vaksin menjadi salah satu penyebab munculnya banyak kasus di daerah tersebut.
Dengan demikian, Hartono mengajak orang tua untuk datang ke fasilitas kesehatan guna mengikutkan anak-anak dalam program vaksinasi, yang memberikan proteksi serta meningkatkan kekebalan tubuh anak terhadap penyakit.
Baca juga: Kiat tangani gejala ringan yang muncul usai anak dapat imunisasi
Baca juga: IDAI tekankan pentingnya peningkatan edukasi mengenai imunisasi anak
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































