Yogyakarta (ANTARA) - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Wanita Tani Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berkomitmen untuk memberdayakan petani lokal agar hasil pertanian dapat terserap baik untuk pasar domestik maupun ekspor.
"DPD HKTI DIY berkomitmen untuk memberdayakan para petani lokal, khususnya petani perempuan untuk membuka jalan agar hasil pertanian dapat terserap, baik pasokan domestik maupun ekspor," kata Ketua DPD HKTI DIY Rizki Karolina pada pelantikan Wanita Tani HKTI DIY periode 2025-2030 di Yogyakarta, Minggu.
Menurut dia, saat ini generasi muda hampir tidak ada yang mau menekuni dunia pertanian dan turun ke sawah, baik millenial maupun gen Z karena tidak adanya hasil yang memuaskan.
"Saat ini saya lihat regenerasi petani di Yogyakarta berkurang ya, baik dari millenial maupun Gen Z karena mungkin dirasa sektor pertanian ini kurang maksimal, maka dari itu, kami berupaya untuk mengadakan program jangka pendek, jangka menengah seperti mengajarkan teknik bertani, mengadakan pelatihan agar meminimalisir gagal panen dan meningkatkan produksi pertanian dan nilai jual," katanya.
Ia mengatakan, upaya program jangka panjang yang dilakukan adalah akan bersinergi dengan pemerintah pusat dengan menjadi delegasi, perpanjangan tangan pemerintah pusat dalam mendukung program-program utama pemerintah pusat seperti swasembada pangan, ketahanan pangan, pertanian dan peternakan.
"Adanya program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari pemerintah juga dapat membantu petani lokal, jika semua titik operasional dapur MBG beroperasi secara aktif di wilayah Yogyakarta, maka pasokan bahan baku akan dimaksimalkan kepada petani lokal," katanya.
Rizki mengatakan, HKTI juga aktif dalam membantu, menampung dan menyalurkan hasil-hasil dari pertanian petani di Yogyakarta, ke sumber-sumber terdekat, yaitu dapur MBG, sehingga dalam hal ini MBG turut andil dalam meningkatkan produksi pertanian petani lokal.
"Selain memberdayakan petani melalui program-program tersebut, HKTI berjanji untuk mencarikan 'buyer' untuk petani lokal, agar mereka tidak melalui tengkulak, sehingga petani lokal mendapatkan pangsa ekspor maupun lokal," katanya.
Wakil Ketua DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Budi Waljiman pada kesempatan yang sama menegaskan bahwa HKTI harus pandai mengambil momentum MBG sebagai pasokan bagi para petani lokal.
"Ini merupakan suatu kesempatan untuk DIY, dalam MBG dibutuhkan telur, daging, sayur untuk pasokan bahan baku mereka, jangan biarkan mereka membeli bahan dari luar daerah Yogyakarta," katanya.
Menurut dia, program MBG dengan permintaan bahan baku yang tinggi, diharapkan para petani dan peternak dapat terdorong untuk semakin tumbuh.
"Dengan pasokan bahan dari petani lokal kita, dengan begitu ekonomi akan bergulir di DIY sehingga petani kita lebih sejahtera," katanya.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Wanita Tani Anita Aryani berharap setelah melakukan pelantikan, HKTI Wanita Tani tidak hanya condong ke atas, namun juga harus bisa adil dengan provinsi dan kabupaten, karena yang mempunyai Kelompok Wanita Tani (KWT) adalah anggota yang berada di wilayah kabupaten/kota.
"Dengan begitu DPD dan DPC harus segera dibentuk agar dapat segera membantu pemerintah merealisasikan program-program pemerintah khususnya di bidang pertanian, sehingga petani-petani wanita ini bisa sejahtera," katanya.
Baca juga: HKTI: Perempuan bisa jadi agen perubahan tingkatkan pertanian lokal
Baca juga: Kembangkan potensi desa, Kelompok Wanita Tani ini terus berinovasi berkat pemberdayaan BRI
Baca juga: Kaum perempuan sulap gersangnya Pulau Pemping menjadi sejuk
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto dan Amalia Melati Qurrota Ayuni
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

















































