Denpasar (ANTARA) - Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Provinsi Bali mengusulkan agar barkode dapat digunakan menggantikan syarat Nomor Induk Kependudukan (NIK) di pangkalan resmi saat membeli elpiji bersubsidi.
“Usulan kami menambahkan QR Code sebagai cara transaksi di pangkalan,” kata Ketua Hiswana Migas Bali Dewa Ananta di Denpasar, Jumat.
Menurut dia, usulan menggunakan barkode karena dinilai lebih efisien dan cepat dibandingkan menggunakan NIK yang rentan penyalahgunaan.
Saat ini, penggunaan barkode baru untuk konsumen yang membeli bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis pertalite.
“Itu (barkode) menyimpan data karena dia platform, nama konsumen (sasaran), apa dia berhak atau tidak,” ucapnya.
Apabila barkode itu digunakan maka konsumen sasaran yakni rumah tangga miskin, usaha mikro, petani dan nelayan sasaran, cukup menunjukkan barkode kepada pangkalan saat membeli elpiji subsidi untuk selanjutnya dipindai.
Meski begitu, lanjut dia, di pangkalan perlu disediakan infrastruktur berupa peralatan pembaca barkode yang penyiapannya perlu dikoordinasikan lebih lanjut karena membutuhkan investasi.
Sementara itu, Pertamina Patra Niaga mencatat penjualan elpiji tiga kilogram di Bali dalam tahap normalisasi setelah mengalami persoalan saat masa transisi distribusi pada 1 Februari 2025 sehingga mengakibatkan antrean panjang.
Anak usaha BUMN Pertamina itu menambah pasokan sebanyak 8.400 tabung elpiji subsidi ukuran tiga kilogram di Bali untuk mengantisipasi tingginya kebutuhan masyarakat.
Tambahan pasokan itu sekitar 13,6 persen dari total penyaluran harian di Bali sebesar 61.600 tabung.
Manajer Komunikasi, Relasi dan CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Ahad Rahedi menjelaskan tambahan alokasi itu setara 25,2 metrik ton elpiji melon yang khusus diperuntukkan untuk masyarakat miskin khususnya di Kabupaten Kabupaten Badung, Kota Denpasar dan Kabupaten Gianyar.
Ia memastikan ketahanan stok elpiji subsidi di sembilan kabupaten/kota di Bali cukup aman yang mencapai sekitar 604 metrik ton atau setara 201.202 tabung elpiji melon subsidi.
Adapun harga eceran tertinggi (HET) LPG ukuran tiga kilogram sebesar Rp18.000 per tabung yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Gubernur Bali Nomor 63 Tahun 2022.
Baca juga: Disnaker dan ESDM Bali temukan penyebab elpiji tiga kilogram langka
Baca juga: Hiswana Migas: Solo belum terdampak perubahan kebijakan LPG subsidi
Baca juga: Hiswana sebut HET LPG 3 kg di Sumsel naik jadi Rp18.500 per tabung
Baca juga: Hiswana Migas diminta aktif berperan cegah penyelewengan BBM subsidi
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025