Jakarta (ANTARA) - Pakar penyembelihan halal dari Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University, Dr. drh. Supratikno tak menyarankan hewan kurban diberi makanan yang banyak sebelum disembelih karena akan membuat hewan muntah saat disembelih.
"Muntahan itu efek buruknya banyak seperti mengenai luka, menyebabkan sakit, kena daging di sekitar sembelihan menyebabkan ada pencemaran, dari situ ada bakteri dan segala macam," ujar dia di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Pedagang diingatkan untuk karantina hewan kurban yang sakit
Dampak buruk lainnya yakni munculnya bau yang menyebabkan kualitas daging akan menurun.
Pratikno dalam acara bertema "Berkurban Aman, Sehat, dan Menentramkan" yang diadakan Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Provinsi DKI Jakarta, mengatakan hewan sebaiknya dipuasakan selama 12 jam sebelum disembelih.
Meski demikian, hewan yang dipuasakan tetap harus diberi minum yang cukup sampai tiba waktu penyembelihan, ucap Pratikno.
Baca juga: Daging kurban dari hewan yang berpenyakit harus dimusnahkan
"Bukan dicekok, digelonggong air minum. Tetapi disediakan air minum sehingga pada saat dia ingin minum, dia akan minum," kata Pratikno.
Dia mengatakan pentingnya tetap diberi minum sebelum disembelih untuk membuat darahnya menjadi encer sehingga pada saat penyembelihan, darah akan cepat keluar dan keluar sempurna.
Dengan begitu, hewan akan cepat mati dan kualitas dagingnya akan jadi baik. Ini karena sedikit darah yang tertinggal di dalam daging.
Baca juga: Jaktim ingatkan warga beli hewan kurban yang sudah diperiksa petugas
Pratikno mengatakan tak membiarkan hewan kelaparan dan kehausan merupakan salah satu aspek menjaga kesejahteraan hewan. Kendati dia mengakui ini tak bisa secara penuh dijalankan.
"Baiknya justru malah dipuasakan. Tetapi yang puasa itu makan saja. Lapar boleh, yang tidak boleh adalah kelaparan (karenanya hewan tetap diberi minum)," ucap dia.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2025