12 Mei 202512 Mei 2025 | Redaksi Rakyat News | 70 views
RAKYATNEWS.CO.ID, METRO – Waisak merupakan salah satu perayaan penting bagi para penganut agama Buddha. Hari raya ini menjadi momentum untuk memperingati tiga peristiwa penting sang Buddha Gautama, yaitu kelahiran, pencerahan (Satori), dan Parinirvana (wafat).
Hari Raya Waisak 2025, mulai dari tema, tujuan, makna, hingga tradisi selama perayaannya. Seperti pelaksanaan kegiatan dalam rangka Hari Raya Waisak Ke 2569 Tahun 2025, di Vihara Buddha Dharma Dipa di Jalan Terong Kampus No 41, Kelurahan Yosorejo,Kecamatan Metro Timur Kota Metro, Senin (12/05/2025) berjalan lancar dan aman.
Turut hadir dalam perayaan Hari Waisak di Vihara Buddha Dharma Dipa yaitu UP. Sasra Dewa, UP. Punna Cayo, YM. Bhante Bhadraloka dan Para Budha dan Budhis. Adapun susunan kegiatan tersebut Pembukaan, Sangha Masuk, Penyalaan Lilin, Pembacaan Dharmapada, Puja Bakti, Nyanyi Lagu Waisak dan Sangha Keluar
Adapun pesan Waisak YM.Bhante Bhadraloka, Namo Buddhaya, Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta.. Perayaan suci ini menjadi momentum perenungan mendalam atas tiga peristiwa agung dalam kehidupan Sang Buddha, yakni kelahiran Pangeran Siddharta, pencapaian Penerangan Sempurna oleh Bodhisatva Gotama, dan wafatnya Sang Buddha dalam Mahaparinibbana.
Perwakilan umat Buddha Kota metro menyampaikan pesan damai kepada umat Buddha yang berada diseluruh masyarakat Indonesia, mengucapkan Selamat Hari Waisak 2025, 2569 Buddhis Era. Dalam perayaan Waisak, kita senantiasa merenungkan pengorbanan dari Siddharta Gautama, yang meninggalkan surga Tusita demi membawa pesan perdamaian bagi dunia.
Tema Waisak tahun ini adalah Tingkatkan Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan untuk Mewujudkan Perdamaian Dunia. Dalam pesannya, Bhante menekankan pentingnya pengendalian diri sebagai langkah pertama menuju kedamaian.
Orang yang mampu menaklukkan dirinya sendiri adalah sosok yang sejati dan bijak, selarasa dengan sabda Sang Buddha.
Bagaimana kita menaklukkan diri Dengan pengendalian diri. Misalnya, menjauhkan diri dari perbuatan korupsi, tindakan asusila, dan hal-hal yang merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Selain itu, kebijaksanaan disebut sebagai pilar penting dalam menghadapi kegelapan batin atau avijja yang menjadi sumber penderitaan manusia. Kebijaksanaan, menurut Bhante, bisa ditumbuhkan melalui tiga cara: rajin membaca literatur Dharma, merenungkannya dalam kehidupan sehari-hari, serta berusaha mempraktikkan ajaran Sang Buddha.
Kalau kita ingin hidup damai, maka kita harus memberi kedamaian kepada orang lain. Sama seperti kalau kita ingin bahagia, maka kita pun harus menebar kebahagiaan.
Di akhir pesannya, Bhante mengajak seluruh umat dan masyarakat untuk menjaga perdamaian dunia sebagai bentuk tanggung jawab bersama atas bumi yang menjadi tempat tinggal semua makhluk hidup.
Dunia ini adalah tempat kita tinggal, tempat kita berbagi, dan tempat semua makhluk berada. Sabbe satta bhavantu sukhitatta, semoga semua makhluk hidup berbahagia. Sadhu, sadhu, sadhu. (Aris)