Jakarta (ANTARA) - Presiden Federasi Bisnis Profesional Wanita Indonesia (BPW Indonesia) sekaligus UN Standing Committee BPW International, Dr. Ir. Giwo Rubianto, M.Pd mengatakan Hari Ibu adalah refleksi nilai perjuangan, persatuan, dan kepedulian sosial yang diwariskan para pendiri Kongres Perempuan Indonesia.
“Hari Ibu adalah penghormatan atas keberanian perempuan Indonesia yang sejak awal sejarah bangsa telah berdiri sejajar dalam memperjuangkan kemerdekaan dan masa depan generasi,” ujarnya dalam keterangan pers yang diterima, Senin.
Momentum Hari Ibu tahun ini hadir di tengah bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia terutama di Daerah Sumatra. Dalam situasi darurat, perempuan khususnya ibu, kembali menunjukkan ketangguhannya.
Mereka berada di garis terdepan menjaga keselamatan anak-anak, memastikan kebutuhan dasar terpenuhi, serta menjadi penguat ketahanan keluarga dan komunitas di tengah keterbatasan.
Tidak hanya itu, dalam situasi bencana, perempuan juga mendominasi barisan tenaga medis dan perawat yang bekerja tanpa lelah di lapangan. Mereka memberikan pelayanan kesehatan, pendampingan psikologis, dan perawatan bagi para korban, sering kali di tengah kondisi yang serba terbatas dan penuh risiko.
Baca juga: Lindungi pekerja perempuan, MenPPPA target 300 perusahaan sediakan RP3
Menurut Dr. Giwo, ketangguhan perempuan dalam bencana merupakan kelanjutan dari semangat perjuangan perempuan Indonesia yang telah teruji sepanjang sejarah.
“Perempuan bukan hanya korban bencana, tetapi aktor penting dalam respons kemanusiaan dan pemulihan sosial. Ketahanan bangsa sering kali bertumpu pada kekuatan perempuan,” katanya.
Di sisi lain, ia mengapresiasi gerak cepat Generasi Z dan Milenial yang menunjukkan kepedulian nyata melalui aksi solidaritas. Anak-anak muda memanfaatkan teknologi dan jejaring sosial untuk menggalang bantuan, menyebarkan informasi yang akurat, serta turun langsung membantu korban.
“Gen Z dan Milenial hari ini menjadi wajah solidaritas baru. Mereka bergerak cepat, berani, dan empati, nilai-nilai yang salah satunya tumbuh dari keteladanan perempuan dan ibu,” ujar Dr. Giwo.
Menutup pernyataannya, Dr. Giwo berharap Hari Ibu tidak berhenti pada peringatan simbolik, tetapi menjadi momentum bersama untuk memperkuat perlindungan perempuan, mendukung peran mereka dalam situasi krisis, serta mendorong kolaborasi lintas generasi.
“Ketika perempuan diperkuat dan generasi muda bergerak bersama, Indonesia memiliki modal sosial yang besar untuk bangkit dan bertahan menghadapi tantangan,” tutupnya.
Baca juga: Lindungi perempuan, kebijakan soal bencana diminta responsif gender
Baca juga: Peringatan Hari Ibu, KemenPPPA luncurkan penyediaan RP3
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































