Hamas serahkan proposal perjanjian damai kepada mediator

13 hours ago 3

Gaza (ANTARA) - Pemimpin senior Hamas, Abdul Rahman Shadid, pada Jumat (2/5) mengonfirmasi kelompok tersebut telah menyerahkan kepada para mediator sebuah proposal untuk kesepakatan damai komprehensif di Gaza, yang mencakup gencatan senjata selama lima tahun.

Dalam pernyataan pers, Shadid mengungkapkan kelompok tersebut pada 17 April telah menyerahkan proposal yang mengusulkan perjanjian komprehensif yang mencakup penghentian permanen "agresi" Israel, penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza, pencabutan blokade Israel, masuknya bantuan dan pertolongan ke Gaza, serta rekonstruksi daerah kantong tersebut.

Proposal itu mencakup kesepakatan yang mengarah kepada pembebasan seluruh sandera di Gaza secara sekaligus dengan pertukaran sejumlah tahanan Palestina yang disepakati. Proposal tersebut juga memuat gencatan senjata yang berlaku selama lima tahun, dengan jaminan regional dan internasional, serta pembentukan komite independen untuk mengelola Gaza, kata Shadid.

Komite yang diusulkan untuk memerintah Gaza pascaperang akan terdiri dari para teknokrat independen dengan kewenangan dan tanggung jawab penuh, sesuai dengan usulan Mesir untuk membentuk komite dukungan masyarakat, guna mengelola urusan Gaza tanpa campur tangan politik langsung dan menjamin keamanan serta pelayanan bagi warga Palestina selama masa kritis tersebut.

Namun, Shadid menyebut pemerintah Israel "menolak visi kelompok tersebut, bersikeras memisahkan persoalan, dan menolak berkomitmen untuk mengakhiri perang, dengan tetap berpegang pada kebijakan pembunuhan, kelaparan, dan penghancuran, bahkan dengan mengorbankan nyawa tentara mereka sendiri yang ditahan di Gaza".

Pada Senin (28/4), lembaga penyiaran milik negara Israel Kan TV, melaporkan Israel telah "resmi menolak" proposal gencatan senjata lima tahun dengan Hamas, yang mencakup pembebasan semua sandera Israel yang ditahan di Gaza.

Pada Kamis (1/5), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan mengalahkan Hamas merupakan tujuan utama Israel dan menjadi prioritas dibandingkan pembebasan para sandera.

Israel mencegah barang dan pasokan masuk ke Gaza pada 2 Maret setelah berakhirnya fase pertama kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas pada Januari. Fase kedua belum dapat diterapkan karena kedua belah pihak belum mencapai kesepakatan.

Pada 18 Maret, Israel melanjutkan operasi militer di daerah kantong tersebut. Otoritas kesehatan yang berbasis di Gaza pada Kamis melaporkan sedikitnya 2.326 warga Palestina tewas dan 6.050 orang lainnya terluka sejak Israel kembali melancarkan serangan intensif.

Warga Palestina mendapat makanan gratis dari pusat distribusi makanan di Kota Gaza, pada 2 Mei 2025. (ANTARA/Xinhua/Rizek Abdeljawad)

Penerjemah: Xinhua
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |