Hamas, Israel berunding soal daftar tahanan yang akan dibebaskan

1 month ago 18

Gaza (ANTARA) - Perundingan tidak langsung antara Hamas dan Israel, yang dimediasi oleh Mesir, Qatar, dan Turki, telah memasuki tahap akhir dan difokuskan pada daftar tahanan yang akan dibebaskan, menurut sejumlah sumber Palestina pada Minggu (12/10).

Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata terbaru, kelompok perlawanan Palestina itu akan membebaskan 20 sandera yang masih hidup dan 28 sandera yang sudah meninggal sejak konflik dimulai pada 7 Oktober 2023. Sebagai gantinya, Israel akan membebaskan sekitar 2.000 tahanan Palestina.

Kedua pihak belum mencapai kesepakatan soal daftar nama. Sumber Palestina menyebut Hamas bersikeras memasukkan tokoh seperti Marwan Barghouti dan Ahmed Saadat, sementara Israel menolak dan memilih membebaskan perempuan, anak-anak, dan tahanan dengan hukuman menengah.

Seorang pejabat senior Hamas mengatakan kepada Xinhua bahwa pihaknya telah berkomunikasi intensif dengan para mediator selama dua hari terakhir untuk memperluas daftar dan mengamankan pembebasan tahanan yang sudah lama dipenjara.

Pejabat tersebut menambahkan bahwa mediator "terus bekerja untuk mengatasi berbagai kendala terakhir" sebelum pengumuman resmi kesepakatan itu.

Ia menegaskan Hamas "berkomitmen mengimplementasikan kesepakatan pada tanggal yang telah ditentukan sebagai bagian dari kerangka kerja kemanusiaan yang diawasi mitra internasional."

Kantor Informasi Tahanan Hamas menyebut dalam pernyataannya bahwa "beberapa isu kompleks masih belum terselesaikan," sehingga penetapan nama-nama final tertunda, tetapi menegaskan upaya masih berlangsung agar kesepakatan mencakup semua kategori tahanan.

Di lain pihak, juru bicara Israel Shosh Bedrosian mengatakan Hamas diperkirakan akan membebaskan semua 20 sandera yang masih hidup di Gaza pada Senin (13/10) pagi waktu setempat.

Dalam konferensi pers, Bedrosian menyebut gugus tugas internasional akan dibentuk untuk membantu menemukan jasad sandera yang meninggal saat ditawan dan belum ditemukan oleh Hamas.

Channel 15 Israel melaporkan militer telah menempatkan unit khusus di wilayah Gaza untuk mengantisipasi kemungkinan tak terduga selama proses pertukaran sandera dan tahanan berlangsung.

Otoritas keamanan Israel juga memberlakukan pembatasan ketat di area yang diyakini menjadi lokasi jasad sandera, untuk mencegah gangguan terhadap upaya pencarian dan evakuasi.

Sumber: Xinhua

Pewarta: Xinhua
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |