Gus Falah sarankan Chairul Tanjung sowan ke PBNU soal tayangan Trans7

4 hours ago 2
Sebagai panglima tertinggi dalam konglomerasi itu, tentu Pak Chairul Tanjung harus bertanggung jawab atas penistaan pesantren dan kiai yang dilakukan salah satu medianya

Jakarta (ANTARA) - Tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) Nasyirul Falah Amru alias Gus Falah menyarankan pendiri dan pemilik CT Corp Chairul Tanjung untuk mendatangi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan menemui Ketua Umum (Ketum) PBNU Kiai Haji Yahya Cholil Staquf.

Dia menegaskan Chairul Tanjung harus meminta maaf kepada para ulama dan umat Islam atas penistaan pesantren yang dilakukan Trans7.

"Tayangan Trans 7 itu jelas-jelas menistakan kiai dan muruah pesantren. Sudah seharusnya pak Chairul Tanjung meminta maaf kepada ulama dan umat dengan sowan ke Kiai Yahya selaku Ketum PBNU," kata Gus Falah dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.

Gus Falah, yang juga salah satu pengurus di PBNU itu, menuturkan dengan menyinggung Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, tampak lini bisnis media CT Corp kurang wawasan tentang sejarah dan budaya pesantren.

Baca juga: DPR akan panggil Komdigi dan KPI hingga Trans7 soal tayangan pesantren

Ia menyesalkan sebagai media yang dimiliki tokoh sekaliber Chairul Tanjung, Trans7 tidak memiliki berhati-hati dalam penyiaran atau publikasi konten, sehingga kini Chairul Tanjung harus ikut bertanggung jawab atas penistaan yang dilakukan Trans7.

"Sebagai panglima tertinggi dalam konglomerasi itu, tentu Pak Chairul Tanjung harus bertanggung jawab atas penistaan pesantren dan kiai yang dilakukan salah satu medianya," ungkap anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI tersebut.

Maka dari itu, dirinya mengingatkan hal tersebut menjadi pelajaran bagi semua pihak, bukan hanya insan media, bahwa sikap hormat dan adab harus dijaga kepada para ulama.

Dia berharap semua pihak tidak sembarangan memproduksi konten apabila tidak mengerti sepenuhnya tentang apa yang diproduksi.

Untuk diketahui, Chairul Tanjung merupakan pendiri dan pemilik konglomerasi besar bernama CT Corp yang membawahi berbagai lini bisnis, salah satunya media.

Baca juga: PDI Perjuangan dukung PBNU tempuh jalur hukum penghinaan pesantren

Di sektor media, melalui anak perusahaan Trans Media, CT Corp mengelola berbagai stasiun televisi, salah satunya Trans7 yang melalui tayangan program Xpose Uncensored dinilai menistakan pesantren dan kiai.

Melalui program itu, Trans7 menayangkan video yang menampilkan para santri dan jamaah sedang menyalami kiai yang sedang duduk. Ada pula potongan video yang memperlihatkan seorang kiai yang sedang turun dari mobil.

Narasi suara dari video tersebut menyebutkan bahwa santri rela ngesot demi menyalami dan memberikan amplop kepada kiai. Menurut narator, kiai yang sudah kaya seharusnya yang memberikan amplop kepada santri.

Cuplikan tayangan program itu mendapatkan reaksi keras dari beragam pihak. Para netizen lantas menyerukan boikot kepada Trans7.

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |