Depok (ANTARA) - Guru Besar Tetap dalam Bidang Pengelolaan Kualitas Lingkungan, Sekolah Ilmu Lingkungan (SIL) Universitas Indonesia (UI), Prof. Dr. Ir. Dwi Nowo Martono, M.Si mengkaji peran pemodelan spasial pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.
"Penerapan pembangunan berkelanjutan di Indonesia telah diaktualisasikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup," kata Prof. Dwi Nowo di Kampus UI Depok, Kamis.
Namun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan berat, baik saat ini maupun masa yang akan datang.
“Tantangan lingkungan hidup di Indonesia mencakup deforestasi, pencemaran, dan pengelolaan limbah B3, yang diperburuk oleh lemahnya koordinasi antar-lembaga, ketidaksinkronan kebijakan, serta penegakan hukum dan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kelestarian lingkungan,” ujar Prof. Dwi.
Salah satu pendekatan yang disoroti Prof. Dwi adalah pemanfaatan pemodelan spasial sebagai alat analisis, evaluasi, dan prediksi terhadap kondisi lingkungan.
Pemodelan ini memungkinkan pengambilan keputusan berbasis data spasial dan temporal, yang dapat merepresentasikan dinamika dan kompleksitas interaksi lingkungan secara lebih akurat.
“Penerapan pendekatan pengelolaan lingkungan berbasis spasial menjadi sangat relevan dalam konteks Indonesia, mengingat karakteristik geografis Indonesia yang unik sebagai suatu negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau yang tersebar di seluruh Nusantara serta memiliki keanekaragaman sumber daya alam yang melimpah,” ujar Prof. Dwi.
Lebih lanjut, Prof. Dwi menekankan pentingnya integrasi pemodelan spasial dengan teknologi digital seperti big data, artificial intelligence (AI), dan Internet of Things (IoT).
Integrasi ini akan meningkatkan kapasitas sistem dalam menangani volume data besar dan menemukan pola yang kompleks dalam waktu singkat.
Kolaborasi antarteknologi ini diharapkan dapat memperkuat sistem pemantauan dan peringatan dini, mempercepat respons kebijakan, serta menciptakan sistem pengelolaan lingkungan yang lebih adaptif dan tangguh terhadap bencana ekologis.
Baca juga: Guru Besar UI temukan bahan baku obat bisa kurangi impor
Baca juga: Jurnal ilmiah lingkungan UI raih pengakuan dunia lewat Indeks Scopus
Baca juga: FKG UI gandeng Tohoku University Jepang kolaborasi riset & pendidikan
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025