Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merekam kejadian erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur (Flotim), Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Sabtu malam dengan ketinggian kolam abu mencapai kurang lebih 800 meter.
"Tinggi kolom abu teramati kurang lebih 800 di atas puncak atau kurang lebih 2.384 meter di atas permukaan laut," kata Petugas Pos Pemantau Gunung Lewotobi Laki-laki Emanuel Rofinus Bere dalam laporannya yang diterima di Labuan Bajo, Sabtu.
Ia menambahkan dalam erupsi yang terjadi pada pukul 19.36 WITA itu kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang condong ke arah barat daya.
Erupsi itu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 5.9 milimeter (mm) dan durasi kurang lebih dua menit 34 detik.
Dia juga mengatakan bahwa saat ini status Gunung Lewotobi Laki-laki masih berada pada status level IV atau Awas.
Baca juga: Gunung Ibu sembilan kali erupsi beruntun dalam 12 jam terakhir
Karena itu, pihaknya mengeluarkan rekomendasi dengan mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki dan pengunjung atau wisatawan tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius enam km dan sektoral barat daya-timur laut tujuh km dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
Masyarakat juga diimbau agar tenang dan mengikuti arahan pemerintah daerah serta tidak mempercayai isu-isu yang tidak jelas sumbernya.
Selanjutnya, masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki diminta untuk mewaspadai potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-laki jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi, terutama daerah Desa Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Nurabelen, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, dan Nawakote.
"Masyarakat yang terdampak hujan abu Gunung Lewotobi Laki-laki, memakai masker atau penutup hidung-mulut untuk menghindari bahaya abu vulkanik pada sistem pernafasan," katanya.
Pewarta: Gecio Viana
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.