Probolinggo, Jawa Timur (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak semua pihak untuk menjaga ekosistem mangrove, karena merupakan sebuah strategi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Menurutnya, mangrove adalah salah satu bagian penting dari kekayaan alam, yang tidak hanya menjadi penyangga ekosistem pesisir, tetapi juga sumber kehidupan masyarakat.
"Saya menyadari bahwa potensi ekonomi biru Jawa Timur sangat bergantung pada keberadaan ekosistem mangrove yang sehat," kata Gubernur Khofifah dalam keterangan yang diterima di Probolinggo, Rabu.
Baca juga: KLH ajak pemda jadi pelopor implementasi aturan pelindungan mangrove
Menurutnya, momentum Festival Mangrove bukan semata urusan kehutanan atau pesisir, tetapi adalah bagian dari investasi masa depan bangsa dalam bentuk perlindungan ekosistem, pengendalian perubahan iklim, sekaligus penguatan ketahanan sosial-ekonomi masyarakat pesisir.
"Jadi, kami ingin memberikan referensi kehidupan, yakni urip iku urup, bagaimana kita hidup dan memberikan kehidupan yang lain, termasuk kehidupan ekosistem di laut," tuturnya.
Secara administratif, Jatim memiliki 22 kabupaten/kota dengan 151 kecamatan pesisir atau berpantai, 504 pulau-pulau kecil, termasuk 3 pulau kecil terluar (PPKT). Luas wilayah laut Jatim mencapai 5.202 kilometer persegi dan total luas perairan 5.240.812,36 hektare.
Data itu menegaskan bahwa ekosistem pesisir, termasuk mangrove memiliki peran strategis dalam pembangunan Jawa Timur.
"Jawa Timur dianugerahi kekayaan alam yang melimpah, termasuk potensi kelautan yang luar biasa," kata Khofifah.
Sejak periode awal kepemimpinannya pada 2014-2019, perhatian terhadap kelestarian ekosistem mangrove menjadi salah satu prioritas. Hal itu sejalan dengan isu lingkungan global terhadap potensi besar mangrove dalam mitigasi perubahan iklim, khususnya dalam penyerapan karbon dan perlindungan garis pantai.
"Tahun 2022, kami memulai kegiatan Festival Mangrove Jawa Timur sebagai bentuk pengelolaan ekosistem mangrove secara lebih holistik dan terintegrasi, di tahun-tahun sebelumnya kita sudah melakukan kegiatan nandur (tanam) mangrove keliling Jatim," katanya.
Bukan hanya aspek rehabilitasi lingkungan, tetapi juga pemberdayaan ekonomi, edukasi, dan pelayanan sosial.
Dari konsistensi rehabilitasi mangrove yang dilakukan Gubernur Khofifah, luasan mangrove Jatim saat ini meningkat.
Baca juga: Festival Mangrove Jatim di Probolinggo jaga kelestarian lingkungan
Berdasarkan Peta Mangrove Nasional 2024, luasan mangrove Jawa Timur meningkat signifikan sebesar 3.618 hektare atau 13,29 persen dibandingkan tahun 2021, sehingga totalnya kini mencapai 30.839,3 hektare.
"Angka itu menjadikan Jatim tetap sebagai provinsi dengan mangrove terluas di Pulau Jawa, yakni 48,38 persen dari total mangrove di pulau Jawa," katanya.
Ia menjelaskan keberhasilan pengelolaan ekosistem mangrove hanya dapat terwujud melalui kolaborasi multipihak yang melibatkan Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dunia usaha, akademisi, pegiat lingkungan, dan masyarakat.
Untuk itu, Khofifah mengajak seluruh kepala daerah di Jawa Timur, pimpinan BUMN, BUMD, BUMS, serta para mitra strategis untuk berpartisipasi aktif dalam mendukung program rehabilitasi ekosistem mangrove.
"Itu adalah proses yang kami lakukan dengan sinergi banyak elemen, insya Allah ekosistemnya sudah terbangun, kampus-kampus terlibat secara aktif, elemen-elemen pecinta dan penggiat mangrove juga sudah menyatu, perangkat daerah, pemerintah daerah kabupaten/kota juga instansi-instansi vertikal," ujarnya.
Sementara itu, Deputi Tata Lingkungan KLHK, Sigit Reliantoro mengatakan adanya PP no 27 tahun 2025 mengamanahkan penyusunan rencana perlindungan dan pengelolaan ekosistem mangrove di level nasional, provinsi, DNA kabupaten kota.
Gubernur Khofifah dinilai memiliki kemampuan untuk menjadi pelopor penyusunan rencana perlindungan dan pengelolaan ekosistem mangrove di level provinsi.
"Ilmu yang Bu Khofifah miliki bisa ditularkan ke provinsi-provinsi lain secepatnya, ilmu tentang bagaimana bisa menggerakkan kelompok masyarakat, akademisi, mekanisme pembiayaan yang inovatif, dan lain sebagainya bisa dimasukkan dalam RPPM, kemudian direplikasi di seluruh Indonesia," katanya.
Baca juga: Pemprov Jatim tanam 24.000 pohon mangrove di Kabupaten Sampang
Baca juga: Gubernur Jatim masifkan penguatan ekosistem mangrove
Pada kesempatan itu, juga dilakukan penyerahan penghargaan kepada sejumlah insan peduli perlindungan dan pengelolaan ekosistem mangrove serta keanekaragaman hayati hutan pantai oleh Gubernur Jatim.
Selain menanam mangrove, Gubernur Khofifah juga melakukan pelepasliaran benih kepiting sebanyak 300 ekor, 2 pasang burung ibis putih kepala hitam dan 2 pasang burung pecuk padi hitam 2 pasang.
"Kami melepasliarkan burung tertentu, melepasliarkan bibit kepiting, kadang juga jenis ikan tertentu sesuai rekomendasi BKSDA setempat," katanya.
Gubernur Jatim juga melakukan peninjauan 14 stan pameran hilirisasi pengelolaan ekosistem mangrove dan aktivitas pembinaan masyarakat.
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.