Semarang (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mengatakan bahwa peristiwa keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Sragen masih dalam pemeriksaan dan menjadi evaluasi bersama.
"Kami berhentikan dulu MBG-nya. Kita sudah buka posko terkait dengan kesehatan 24 jam. Sampai hari ini tidak ada yang dirawat inap, hanya rawat jalan. Hasilnya kami lab-kan (periksa laboratorium). Tetapi kondisi anak-anak sudah sehat semua," katanya, di Semarang, Rabu.
Saat ini, sampel makanan di dapur umum lokasi MBG daerah tersebut sedang diperiksa di laboratorium milik Dinas Kesehatan Provinsi Jateng untuk mengetahui penyebab pastinya.
Sembari menunggu hasil laboratorium, Satuan Tugas MBG Jateng bersama Dinas Kesehatan masih terus berkoordinasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN).
Baca juga: Kapolri “groundbreaking” 24 SPPG di Jateng guna dukung penuh MBG
Untuk sementara waktu, aktivitas MBG yang disuplai oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang bersangkutan sudah dihentikan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yunita Dyah Suminar menambahkan peristiwa terkait MBG di Sragen mengakibatkan sekitar 196 anak keracunan.
Ratusan anak tersebut sudah diperiksa dan didiagnosis mengalami gangguan pencernaan ringan.
"Rawat jalan, tidak ada yang rawat inap, karena gangguan pencernaan ringan. Tetapi, untuk penyebabnya memang belum diketahui. Sampel makanannya sekarang diperiksa di provinsi untuk melihat apa penyebabnya," katanya.
Baca juga: Program MBG di Kudus masih berlanjut dan sasar 3.266 siswa
Ia memastikan bahwa Pemprov Jateng terus memantau perkembangan kasus tersebut, termasuk juga sudah membuka posko layanan kesehatan selama 24 jam untuk menerima aduan atau laporan lanjutan terkait peristiwa tersebut, terutama perkembangan anak-anak yang menjadi korban.
Dalam dua hari ini, pemeriksaan secara komprehensif akan dilakukan, baik dari alat makan, dapur, bahan makanan, bahkan cara pengolahan sampai penyajian.
Pihak SPPG juga akan dievaluasi oleh BGN selaku instansi yang berwenang terkait program MBG.
"Sampai hari ini belum bisa disimpulkan di mana titik masalahnya. Nanti dilihat dari hasil laboratorium," katanya.
Baca juga: Program MBG di Jateng baru terlaksana di 13 daerah
Baca juga: Istana: Uji coba makan bergizi Rp10.000/porsi telah dilakukan setahun
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.