Jakarta (ANTARA) - Ketua Fraksi Partai Golkar DPR RI Muhammad Sarmuji meminta penanganan komprehensif bagi para korban ledakan di SMAN 72 Jakarta, tidak hanya secara medis tetapi juga secara psikologis, agar tidak muncul trauma berkepanjangan.
“Agar para korban ledakan, terutama para siswa, ditangani dengan baik, termasuk didampingi secara psikologis agar tidak terjadi trauma,” kata Sarmuji dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Sarmuji juga menyampaikan keprihatinan mendalam atas peristiwa yang terjadi pada Jumat siang (7/11) saat ibadah shalat Jumat berlangsung. Insiden tersebut menyebabkan puluhan orang terluka, termasuk para siswa dan guru.
Menurut data kepolisian, 54 korban telah terdata dan kini menjalani perawatan di RS Islam Cempaka Putih, RS Yarsi, dan Puskesmas Kelapa Gading.
Ledakan terjadi saat khotbah salat Jumat berlangsung di area sekolah tersebut. Pelaku peledakan disebut siswa di SMAN 72 yang diduga korban perundungan (bullying).
Sekretaris Jenderal Partai Golkar itu juga meminta agar aparat penegak hukum mengusut tuntas akar persoalan terjadinya ledakan tersebut, terutama bila benar terkait dengan kasus perundungan yang diduga dialami oleh pelaku.
“Peristiwa ini harus diusut sampai ke akarnya. Jika benar ada unsur perundungan yang memicu tindakan nekat seperti itu, maka itu menjadi alarm keras bagi dunia pendidikan kita,” tegasnya.
Sarmuji mengapresiasi langkah cepat aparat dan tenaga medis dalam menangani korban, namun menekankan pentingnya evaluasi sistem pengawasan dan pembinaan di sekolah.
“Ledakan di lingkungan sekolah, apa pun motifnya, adalah tragedi kemanusiaan yang harus menjadi pembelajaran bersama. Kita harus memastikan sekolah tetap menjadi tempat yang aman bagi tumbuh kembang anak-anak,” ujar Sarmuji.
Sebelumnya, Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Lodewijk Friedrich sebelumnya menyampaikan bahwa penyelidikan masih berlangsung oleh tim Gegana Brimob Polri dan tim Penjinak Bahan Peledak TNI. Ia juga mengimbau publik tidak berspekulasi atau menyimpulkan secara prematur soal motif ledakan
Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































