Palu (ANTARA) - Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Tengah (Sulteng) menyatakan masyarakat harus mengedepankan nilai agama dan bijak dalam bermedia sosial.
"Kebebasan berinteraksi di dunia maya tidak boleh disalahgunakan untuk menyebar fitnah, ujaran kebencian, informasi palsu atau hoaks, maupun adu domba yang dapat memicu perpecahan," kata Ketua FKUB Sulteng Prof Zainal Abidin di Palu, Kamis.
Ia mengemukakan, media sosial harus menjadi sarana memperkuat persaudaraan, bukan sebaliknya untuk menghujat kelompok tertentu maupun menyebar informasi bohong yang dapat memancing gejolak pertikaian.
"Ajaran agama melarang umatnya melakukan tindakan yang menimbulkan permusuhan," ujarnya.
Oleh karena itu, setiap pengguna media sosial hendaknya menyesuaikan aktivitasnya dengan nilai-nilai moral dan etika agama.
Baca juga: FKUB Sulteng segera bentuk kader pelopor kerukunan dunia maya
"Media sosial sangat rentan disalahgunakan untuk kepentingan tertentu dan sangat berpotensi menimbulkan konflik, maka etika berekspresi di media sosial harus dilaksanakan secara bijaksana dengan menjaga nilai-nilai moral," katanya.
Ia juga menyoroti penggunaan media sosial di kalangan perempuan. Perempuan Muslim misalnya perlu menjaga etika dengan tidak mengunggah foto pribadi yang membuka aurat.
"Perempuan tidak dilarang bermedia sosial, tetapi hendaknya digunakan untuk tujuan positif, mempererat silaturahim, dan menjaga kehormatan diri serta keluarga," tutur Zainal.
Media sosial, kata dia, seharusnya menjadi ruang bersama yang mendukung kerukunan antarumat beragama.
Menurut dia, jika tidak dikendalikan dengan baik, justru bisa menjadi pemicu konflik keluarga hingga masalah sosial yang lebih luas.
Baca juga: FKUB Sulteng: Kader pelopor kerukunan dunia maya pembawa pesan damai
"Jadikan dunia maya sebagai sarana kebaikan, saling menguatkan, dan memperkokoh kerukunan. Manfaatkan media sosial untuk hal-hal kebaikan," kata dia.
Pewarta: Mohamad Ridwan
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.