Jakarta (ANTARA) - Pembuat film ingin menyampaikan pesan tentang keadilan dan keberanian melalui adegan-adegan horor dalam film "Shutter" arahan sutradara Herwin Novianto.
Film horor psikologis yang dibuat berdasarkan film Thailand karya Banjong Pisanthanakun ini diharapkan bisa menjadi medium refleksi tentang trauma dan keadilan.
"Di permukaannya ini adalah film horor mencekam. Tapi di balik itu, 'Shutter' menyimpan pesan tentang keadilan dan keberanian untuk bersuara," kata Produser Falcon Pictures, Frederica, dalam keterangan pers rumah produksi di Jakarta, Minggu.
"Kami ingin penonton bukan hanya takut, tapi juga tersentuh dan berpikir," ia menambahkan.
Film "Shutter" bercerita tentang Darwin, seorang fotografer muda yang hidupnya berubah setelah mengalami kecelakaan bersama kekasihnya, Pia.
Kecelakaan yang terjadi di jalan sepi pada malam hari itu menjadi awal dari mimpi buruk mereka.
Setelah kejadian itu, Darwin melihat bayangan sosok perempuan dalam foto-fotonya dan penelusuran Pia membuka rahasia kelam tentang kasus pelecehan seksual di kampus.
Mereka menghadapi teror dari alam gaib dan deraan rasa bersalah karena ketidakadilan yang tidak ditegakkan.
"Saya ingin membuat horor yang punya jiwa. Rasa takut dalam 'Shutter' bukan hanya datang dari hantu, tapi dari kenyataan pahit yang sering diabaikan," kata Sutradara Herwin Novianto.
"Bayangan dalam film ini adalah metafora bagi trauma dan kebenaran yang ditekan," katanya.
Baca juga: Film "Shutter" versi Indonesia dijadwalkan tayang mulai 30 Oktober
Film "Shutter" membawa pesan untuk menjadikan kampus sebagai ruang belajar yang aman bagi semua.
Melalui kampanye #SafespaceForAll, pembuat film ingin mengingatkan publik bahwa pelecehan seksual bukan masalah personal, tetapi masalah sistemik yang harus diatasi bersama.
Film "Shutter" dibintangi oleh Vino G Bastian, Anya Geraldine, Niken Anjani, Rangga Nattra, Dewi Gita, Michelle Tahalea, Angie Ang, dan Nugie.
Aktor Vino G. Bastian selaku pemeran Darwin mengatakan bahwa film "Shutter" membuat dia merasa sangat terguncang.
"Darwin ini karakter yang hidup dalam kebohongan. Ketika rahasia masa lalunya terungkap, penonton akan sadar bahwa teror terbesar justru datang dari rasa bersalah," katanya.
"Main di film ini seperti masuk ke dunia gelap yang juga merefleksikan banyak realitas sosial kita," ia menambahkan.
Aktris Anya Geraldine memerankan tokoh Pia, yang menurut dia merepresentasikan kekuatan perempuan saat menghadapi ketidakadilan.
"Di film ini, aku merasa Pia simbol kekuatan dan empati. Buat aku pribadi, pesan film ini penting banget, tentang bagaimana kampus atau ruang mana pun, seharusnya aman buat semua orang. #SafespaceForAll," kata Anya Geraldine.
Film "Shutter", yang diproduksi oleh Falcon Pictures, akan ditayangkan di bioskop mulai 30 Oktober 2025.
Atmosfer mencekam dalam film ini semakin intens dengan dukungan lagu tema "Di Batas Malam" ciptaan Mondo Gascaro yang dinyanyikan oleh Danilla Riyadi, yang menambahkan elemen pengikat kisah dan menghadirkan keindahan di balik kengerian.
Baca juga: Cerita Eva Celia syuting film zombie "Abadi Nan Jaya" di Piyungan
Baca juga: Kimo Stamboel hadirkan teror zombie lokal dalam film "Abadi Nan Jaya"
Pewarta: Sri Dewi Larasati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































