Evolusi Tren Perjalanan Mudik China, dari Sepeda Motor Hingga Jet C919

1 week ago 5

Guangzhou (ANTARA) - Setelah menyelesaikan tugas pengantaran terakhirnya, sopir truk Zhou Qiang menumpang penerbangan CZ8233 untuk pulang ke kampung halamannya guna merayakan Festival Musim Semi atau Tahun Baru Imlek.

Dia begitu antusias untuk melakukan perjalanan perdananya menggunakan pesawat C919 yang dikembangkan secara mandiri oleh China.

Begitu berada di dalam pesawat, dia tak kuasa menahan diri untuk memotret untuk nantinya ditunjukkan kepada keluarganya di kampung halaman.

"Kursinya sangat nyaman dengan ruang yang luas untuk kaki. Saya bahkan bisa menyilangkan kaki," kata Zhou.

Penerbangan dari Kota Guangzhou di China selatan ke Chengdu, ibu kota Provinsi Sichuan di China barat daya, memangkas waktu tempuh dari sedikitnya tujuh jam dengan kereta menjadi hanya dua setengah jam tahun ini.

Di China, saat ini sedang berlangsung arus mudik Festival Musim Semi tahunan yang berlangsung selama 40 hari, yang dikenal sebagai chunyun. Pada periode ini, ratusan juta orang melakukan perjalanan untuk berkumpul bersama keluarga.

Seiring maskapai penerbangan China Eastern, Air China, dan China Southern menambahkan pesawat C919 ke dalam armadanya, model pesawat buatan lokal ini aktif terlibat dalam chunyun, dengan 16 jet C919 telah mengudara tahun ini.

Administrasi Penerbangan Sipil China memperkirakan bahwa jumlah penumpang udara selama chunyun tahun ini kemungkinan akan melebihi 90 juta orang, berpotensi mencetak rekor baru.

"Tidak seperti di masa lalu, ketika banyak orang menerjang udara dingin saat mudik menggunakan sepeda motor, kini semakin banyak orang memilih menggunakan kereta cepat atau pesawat," kata Zhou.

Hingga sekitar satu dekade lalu, pemandangan pekerja migran mengendarai sepeda motor dari pusat ekonomi Delta Sungai Mutiara ke daerah-daerah ekspor tenaga kerja seperti Guangxi, Guizhou, Yunnan, dan Sichuan merupakan fenomena ikonik selama chunyun.

Tahun ini, layanan perkeretaapian China diperkirakan akan menangani lebih dari 510 juta perjalanan penumpang, dengan rata-rata 12,75 juta perjalanan setiap hari, mewakili peningkatan 5,5 persen dari angka yang tercatat pada 2024. Sementara itu, jumlah perjalanan darat diperkirakan akan mencapai 7,2 miliar.

Huang Xiaoyan dan suaminya merupakan salah satu pasangan yang dulu melakukan perjalanan mudik melelahkan selama 30 jam dengan mengendarai sepeda motor dari Foshan, Provinsi Guangdong, menuju kampung halaman mereka di Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi di China selatan.

Tahun ini, layanan perkeretaapian China diperkirakan akan menangani lebih dari 510 juta perjalanan penumpang, dengan rata-rata 12,75 juta perjalanan setiap hari, mewakili peningkatan 5,5 persen dari angka yang tercatat pada 2024.

Sementara itu, jumlah perjalanan darat diperkirakan akan mencapai 7,2 miliar. "Cuacanya dingin sekali, terutama saat hujan. Jalannya licin dan sangat berisiko," kenang Huang, yang bekerja di industri manufaktur plastik.

Data resmi Guangdong menunjukkan bahwa tren perjalanan menggunakan sepeda motor mencapai puncaknya di angka 1,1 juta perjalanan pada musim perjalanan Festival Musim Semi 2013, sebelum akhirnya menyusut pada 2014.

Penurunan ini terjadi bersamaan dengan peluncuran jalur kereta cepat yang menghubungkan Guangdong dengan daerah-daerah seperti Guizhou dan Guangxi.

Tahun ini, layanan perkeretaapian China diperkirakan akan menangani lebih dari 510 juta perjalanan penumpang, dengan rata-rata 12,75 juta perjalanan setiap hari, mewakili peningkatan 5,5 persen dari angka yang tercatat pada 2024. Sementara itu, jumlah perjalanan darat diperkirakan akan mencapai 7,2 miliar

Huang mengatakan peningkatan pendapatan pekerja migran telah mendorong penurunan jumlah pemudik yang rela menanggung risiko dan bahaya dari aktivitas mudik dengan mengendarai sepeda motor.

Selama tiga tahun terakhir, dia dan saudara laki-lakinya melakukan perjalanan mudik menggunakan mobil.

"Hampir tidak ada seorang pun yang saya kenal mengendarai sepeda motor untuk mudik sekarang," kata Huang.

Pewarta: Xinhua
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |