Moskow (ANTARA) - Eropa tengah mempersiapkan paket sanksi baru terhadap Rusia, yang ingin dikoordinasikan dengan AS jika terjadi "kegagalan" dalam penyelesaian konflik di Ukraina, kata Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot.
Media Bloomberg melaporkan pada Kamis (1/5) bahwa Senator AS dari Partai Republik Lindsey Graham telah memperoleh dukungan dari 72 mitranya untuk sebuah RUU yang berupaya untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia.
Selain sanksi, para senator mengusulkan untuk mengenakan tarif 500 persen pada impor dari negara-negara yang membeli energi Rusia, termasuk minyak bumi, minyak, dan uranium, kata laporan itu, mengutip draf dokumen tersebut.
"Kami negara-negara Eropa akan menyertai inisiatif Amerika ini dengan paket sanksi ke-17 dan saya kemarin berjanji kepada Lindsey Graham bahwa kami akan mencoba mengoordinasikan baik substansi maupun waktu dari kedua paket sanksi ini," kata Barrot dalam wawancara dengan AFP pada Kamis.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Kaja Kallas sebelumnya mengatakan para menteri luar negeri Uni Eropa bermaksud untuk mempertimbangkan paket sanksi ke-17 terhadap Rusia pada pertemuan Mei mendatang.
Moskow telah berulang kali menyatakan bahwa Rusia akan mengatasi tekanan sanksi yang mulai dijatuhkan Barat terhadap Rusia beberapa tahun lalu dan terus meningkat.
Selain itu, Moskow telah mencatat bahwa Barat tidak memiliki keberanian untuk mengakui kegagalan sanksi Rusia. Para pejabat Barat telah berulang kali menyatakan pendapat bahwa sanksi yang diberlakukan tersebut ternyata tidak efektif.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kebijakan untuk membendung dan melemahkan Rusia merupakan strategi jangka panjang Barat, dan sanksi telah memberikan pukulan telak bagi seluruh ekonomi global. Menurutnya, tujuan utama Barat adalah memperburuk kehidupan jutaan orang.
Sumber: Sputnik-OANA
Baca juga: Uni Eropa terus sanksi Rusia jika AS tinggalkan negosiasi damai
Baca juga: Rubio: Kesepakatan akhir soal Ukraina menimbang sanksi EU untuk Rusia
Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025