Ekonomi Jerman diproyeksikan hanya akan tumbuh 0,1 persen pada 2025

1 month ago 5
 Terdampak oleh tarif baru AS, ekonomi Jerman diperkirakan hanya akan tumbuh 0,1 persen pada 2025, menandai revisi penurunan yang signifikan dibandingkan perkiraan pertumbuhan 0,8 persen yang dirilis pada musim gugur 2024.

Berlin (ANTARA) - Ekonomi Jerman diproyeksikan akan tumbuh 0,1 persen pada 2025, menurut sebuah perkiraan bersama yang dirilis pada Kamis (10/4) oleh wadah pemikir (think tank) ekonomi terkemuka di negara tersebut.

Proyeksi tersebut menandai penurunan tajam dibandingkan perkiraan sebelumnya sebesar 0,8 persen yang diumumkan pada musim gugur 2024.

Revisi itu dikaitkan dengan meningkatnya tekanan dari tarif baru Amerika Serikat (AS) dan ketidakpastian kebijakan dalam negeri yang terus berlanjut.

"Perekonomian Jerman masih berada dalam krisis," menurut laporan tersebut yang menyoroti perubahan-perubahan signifikan dalam kebijakan domestik maupun internasional sejak awal tahun ini.

Hal yang menjadi kekhawatiran utama adalah tarif 25 persen untuk mobil impor yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump, yang mulai berlaku pada 3 April. Langkah itu menjadi ancaman besar bagi industri otomotif Jerman yang bergantung pada ekspor.

Pada 2024, perekonomian terbesar di Eropa itu mengekspor sekitar 3,4 juta kendaraan baru, dengan proporsi terbesar dipegang oleh AS yang mencakup 13,1 persen.

Bengkel dealer BMW di Mexico City, Meksiko pada tanggal 2 April 2025 ini. (ANTARA/Francisco Canedo/Xinhua)

Laporan tersebut memperingatkan bahwa kebijakan tarif AS, terutama bea mobil, akan meredam momentum pertumbuhan secara lebih nyata pada musim panas, mengurangi produk domestik bruto (PDB) sebesar 0,1 persen pada 2025 dan 2026.

Laporan itu menambahkan bahwa tarif tambahan yang baru-baru ini diberlakukan oleh Washington belum diperhitungkan dalam perkiraan itu dan dapat memicu penundaan lebih lanjut yang lebih parah pada pemulihan.

Namun, laporan itu memperingatkan bahwa langkah-langkah stimulus fiskal saja tidak akan cukup. Jerman tidak hanya berjuang dengan kelemahan siklus, tetapi juga dengan tantangan struktural yang mengakar.

Untuk mengatasi stagnasi ekonomi dan defisit infrastruktur, Jerman telah mengubah hukum dasarnya demi membuka jalan bagi pinjaman publik yang lebih tinggi. Kebijakan fiskal ekspansif yang dihasilkan diperkirakan akan menjadi satu dari sejumlah faktor positif untuk mendukung perekonomian, dengan PDB yang diperkirakan akan tumbuh 1,3 persen pada 2026. Namun, angka tersebut masih 0,8 poin persentase di bawah perkiraan sebelumnya.

Kantor pusat Bundesbank Jerman di Frankfurt, Jerman pada 18 Februari 2025 (ANTARA/Xinhua/Zhang Fan).

Namun, laporan itu memperingatkan bahwa langkah-langkah stimulus fiskal saja tidak akan cukup. Jerman tidak hanya berjuang dengan kelemahan siklus, tetapi juga dengan tantangan struktural yang mengakar

Kepala penelitian ekonomi di RWI-Leibniz Institute for Economic Research Torsten Schmidt, satu dari lima institut di balik laporan tersebut, menyoroti kurangnya tenaga kerja terampil dan tingginya hambatan birokrasi sebagai isu-isu struktural utama, sembari menekankan urgensi untuk reformasi guna memperkuat potensi pertumbuhan negara itu.

Pewarta: Xinhua
Editor: Indra Arief Pribadi
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |