Ekonom sebut pentingnya menjaga pengelolaan surplus produksi beras

2 weeks ago 13
itu harus dijaga stoknya supaya nanti di akhir tahun 2025 biasanya permintaan atas beras kembali naik karena Natal dan tahun baru

Jakarta (ANTARA) - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengungkapkan pentingnya menjaga pengelolaan surplus produksi beras yang diperkirakan terjadi pada kuartal pertama tahun ini.

"Yang harus dikelola adalah surplus produksi di Januari-Maret yang diperkirakan nanti akan tinggi, itu harus dijaga stoknya supaya nanti di akhir tahun 2025 biasanya permintaan atas beras kembali naik karena Natal dan Tahun Baru," ujar Eko saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.

Terdapat momen-momen tertentu di mana permintaan beras mengalami kenaikan, seperti pada bulan Ramadhan, Lebaran, Natal dan Tahun Baru.

"Ada momen-momen tertentu di mana permintaan beras itu naik. Ini bagus ketika Januari-Maret diperkirakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa produksi akan meningkat dan di waktu yang sama itu terjadi juga momen puasa dan Lebaran di mana konsumsi biasanya meningkat," kata Eko.

Cuma memang, lanjutnya, nanti ketika memasuki momen pasca Lebaran kemungkinan permintaan beras akan mengalami kondisi moderat.

Dengan demikian, menjaga pengelolaan surplus produksi beras yang diperkirakan terjadi pada kuartal pertama pada tahun ini menjadi hal penting, dan juga untuk mengantisipasi curah hujan yang tinggi pada akhir tahun.

"Dan mungkin curah hujan juga tinggi di Desember sehingga itu yang harus dijaga. Jadi, mungkin kalau singkatnya itu bagaimana mengatur manajemen, pengelolaan di hasil surplus ini," kata Eko.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan produksi beras secara nasional pada periode Januari-Maret 2025 diperkirakan mengalami peningkatan yang signifikan hingga mencapai 52,32 persen.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), potensi produksi beras Januari-Maret 2025 diperkirakan mencapai 8,67 juta ton, meningkat tajam sebesar 52,32 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024 yang tercatat sebesar 5,69 juta ton.

Baca juga: Ekonom: Kebijakan efisiensi anggaran K/L lebih produktif secara makro

Baca juga: Ekonom sebut TKA hilirisasi mineral peroleh gaji 10 kali lebih tinggi

Baca juga: Indef: Investasi tembaga 38 juta dolar AS serap pekerja 253 ribu orang

Baca juga: Indef sebut manfaat program MBG akan diketahui dalam jangka panjang

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |